Pemilu 2024, Ridwan Kamil Incar Pilgub Jabar dan DKI Jakarta
Ridwan menerangkan, Pilgub Jabar dan DKI Jakarta menjadi rasional karena berdasarkan hasil elektabilitas di berbagai lembaga survei sangat baik. Ketika akan memilih melanjutkan karir politiknya, ia akan memiliki fokus lebih. Apalagi, dirinya tidak mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, menjadi peserta Pilgub Jawa Barat dan DKI Jakarta menjadi pilihan politik paling rasional. Namun, keputusan akhir akan ada di DPP Golkar. Sementara untuk Pilpres 2024, peta pertarungan masih sangat dinamis.
Menurutnya, Pilgub Jabar dan DKI Jakarta menjadi rasional karena berdasarkan hasil elektabilitas di berbagai lembaga survei sangat baik. Ketika akan memilih melanjutkan karir politiknya, ia akan memiliki fokus lebih. Apalagi, dirinya tidak mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg).
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
“Saya tidak ikut ke nyaleg, saya sudah izinkan juga istri saya untuk di level di level legislative,” katanya, Kamis (25/5).
“Sehingga opsi saya adalah melanjutkan Gubernur di Jawa Barat atau (ikut Pilgub) DKI Jakarta karena survei dua duanya bagus,” terang Ridwan Kamil.
Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan co-chair Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar ini tidak mau terlalu memikirkan soal pilihan kontestasi politik. Alasannya masa jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat masih belum habis, dan belum ada arahan dari Golkar.
“Restu partai belum karena nanti setelah di bulan Februari. Tapi kalau berbicara hari ini dua provinsi itu surveinya bagus,” ujarnya.
Disinggung mengenai potensi maju di level Pilpres, Ridwan Kamil enggan berbicara terlalu jauh. Menurut dia, semuanya masih sangat dinamis jika ditinjau dengan kondisi saat ini. Di sisi lain, ia masih tetap mengikuti keputusan partai yang mencalonkan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai capres yang akan diusung.
“Posisi saya tidak bisa statement kalau sudah berbicara nasional. Tapi saya menyadari posisi nasional itu akan berdinamika sampai detik terakhir. Sampai detik terakhir itu nanti akan ada banyak breaking news, banyak belok dan saya tidak paham saya tahu diri sebagai anggota partai ikut keputusan eksisting hari ini (mengusung Airlangga),” jelas Ridwan Kamil.
“Dalam politik segala kemungkinan bisa saja, karena politik itu kepentingan. Bisa saja kalau partai-partainya berkoalisi itu harus melupakan hal-hal yang personal dan mengutamakan kepentingan rakyat,” pungkasnya.
(mdk/fik)