Pendiri Partai Demokrat Klaim Didukung 80 Persen DPC untuk Gelar KLB
Hengky membantah KLB harus seizin Majelis Tinggi Partai Demokrat. Apalagi majelis tinggi ini dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan ayah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pendiri Partai Demokrat Hengky Luntungan mengklaim telah mendapatkan dukungan mayoritas DPC untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat. Hengky mengklaim sudah mengantongi 300-400 suara atau 80-90 persen total pemilik suara.
"Ya sudah di 300-an mau 400. Sudah 70-80 persen kok," kata Hengky ketika dihubungi, Senin (1/3).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Siapa yang akan memimpin pertemuan pengurus pusat Partai Demokrat? "ke depan akan ada beberapa pertemuan yang sedang diagendakan oleh Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai ketua umum.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
Hengky membantah KLB harus seizin Majelis Tinggi Partai Demokrat. Apalagi majelis tinggi ini dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan ayah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Enggak mestilah. Jika konstituen DPC, DPD siap untuk melakukan KLB, itu sah. Jadi ini kan yang disebut majelis tinggi untuk menyetujui adalah Pak SBY. Sementara ketumnya kan anaknya. Jadi kan kalau tidak kasih izin kan ya, karena dia tahu akan meruntuhkan anaknya. Ndak usahlah kayak begitu," kata Hengky.
Menurutnya, KLB bisa berjalan asal ada dorongan dari para pemilik suara yaitu DPC dan DPD Partai Demokrat.
"Jadi kita proporsional aja, pemilik hak suara adalah DPC dan DPD, jika mereka berkenan untuk meminta KLB dan sesuai dengan AD/ART mencukupi forum, maka itu sah dilakukan," tegas Hengky.
Hengky menuturkan, KLB sudah siap digelar. Tempat dan persiapannya sudah matang, tinggal menunggu kapan KLB bisa digelar. Soal tempat dan waktu, Hengky mengatakan belum diungkapkan ke publik karena ada hal-hal yang harus ditangkal.
"Kesiapan kita yang harus benar-benar siap oleh karena kehadiran dari sekian banyak DPC dari luar daerah. Mereka kan pemilik suara. Nah kesiapan ini kan harus mungkin mereka dikumpul di Jakarta terus bergeser sekaligus, atau ke lokasi," ucapnya.
Reaksi Demokrat
Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan, upaya gerakan kudeta Partai Demokrat tidak mungkin terjadi. Jika Kongres Luar Biasa jika digelar pasti inkonstitusional dan ilegal.
"Kalau para pelaku GPK PD masih berencana melakukan KLB, sudah pasti itu inkonstitusional dan ilegal," katanya dalam keterangannya, Senin (1/3).
KLB menjadi inkonstitusional karena perlu persetujuan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono selaku Wakil Ketua Majelis Tinggi.
"Masak Mas AHY mau mengkudeta diri sendiri?" jelas Herzaky.
Ditambah, ada syarat 2/3 dari 34 DPD dan 1/2 dari 514 DPC untuk menggelar Kongres Luar Biasa. Namun, kata Herzaky, semuanya telah menyatakan setia kepada AHY sebagai ketua umum dan menolak KLB.
"Ilegal karena kalau ada KLB, pasti yang hadir bukan pemilik suara sah. Alias KLB Bodong ini namanya," tegasnya.
(mdk/eko)