Peran Sang King Maker di Koalisi Perubahan
Senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK), menjadi tokoh yang selalu dipertimbangkan dalam memberikan masukan di pemilu. Sosok JK kini dikenal dekat dengan Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK), menjadi tokoh yang selalu dipertimbangkan dalam memberikan masukan di pemilu. Sosok JK kini dikenal dekat dengan Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Bahkan, JK diakui telah memberikan arahan kepada Partai Golkar untuk membentuk koalisi besar. Yakni bergabung dengan Koalisi Perubahan yang digagas oleh NasDem, Demokrat, dan PKS.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Apa yang diungkapkan Jusuf Kalla mengenai pembelian alutsista bekas? Pemerintah membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dengan harga murah bukan terjadi saat ini saja. Hal tersebut dinungkapkan langsung Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) yang pernah berpasangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Pemerintah Beli Alutsista Bekas Umur 25 Tahun Harganya Rp1 Triliun kata JK dikutip dari Antara, Kamis (11/1) "Saya kira pemerintah 'kan tidak satu kali ini beli bekas (alutsista bekas), tetapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua,"
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
Arahan tersebut disampaikan JK langsung kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat buka puasa bersama di NasDem Tower pada Sabtu (25/3).
Wacana koalisi besar di pilpres pun sudah disampaikan Airlangga Hartarto usai buka puasa bersama di kantor DPP NasDem. Airlangga mengaku membuka peluang membentuk koalisi besar untuk pemenangan Pemilu 2024.
"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi tunggu tanggal mainnya," kata Airlangga, kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (25/3).
Selain memberikan arahan kepada Airlangga, JK juga ternyata telah menyodorkan beberapa nama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, salah satu yang diusulkan JK yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Bukan hanya satu yang diusulkan Pak JK. Ada banyak pertimbangan yah. Jadi ada beberapa nama yang diusulkan oleh Pak JK," kata Willy.
Sementara, Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari mengungkapkan, jika partai di bawah kepemimpinan Surya Paloh tengah memperhitungkan Khofifah Indar Parawansa sebagai Cawapres Anies Baswedan. Sebab, Khofifah merupakan figur dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"Sebenarnya sudah banyak kajian-kajian dari beberapa pihak yang menafsirkan maksud Jawa itu Bu Khofifah, memang juga dari Partai NasDem juga cukup memperhitungkan beliau," ujar Tobas panggilan akrabnya.
Dia mengatakan, alasan Partai NasDem memperhitungkan Khofifah karena beberapa faktor. Di antaranya merupakan sosok kepala daerah di Jawa Timur serta memiliki basis massa yang diyakini mampu mendongkrak perolehan suara Anies.
"Punya basis massa yang militan tentu akan sangat mengisi apabila berpasangan dengan Pak Anies," paparnya.
Kendati demikian, Partai NasDem enggan ambisius mendorong Khofifah menjadi bakal cawapres Anies. Karena keputusan ada di Anies dan perlu dibicarakan bersama partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
"Sekali lagi karena kita sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Anies untuk menentukan cawapresnya, maka biarlah ini berlangsung secara natural termasuk juga kita bicarakan secara bersama-sama dengan partai lain," imbuh dia.
Sementara itu, Pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai, untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2024, para capres tak perlu menggandeng kepala daerah untuk meningkatkan elektabilitas.
Contohnya, Khofifah dan Ridwan Kamil, menurutnya, dua Gubernur tersebut tak perlu dijadikan calon wakil presiden untuk mengamankan suara di Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Jadikan saja mereka ketua tim pemenangan di daerah masing-masing," ujar Hasan.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/rnd)