Permohonan Maaf Jokowi dan Kekecewaan Hanura Tak Dapat Jatah Menteri
Di tengah pemilihan para menteri, ada pihak yang kecewa karena kadernya tidak diakomodir masuk kabinet. Termasuk Partai Hanura. Presiden Jokowi meminta maaf karena tidak bisa mengakomodir semua pihak dalam Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik para menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju. Menteri yang dilantik berasal dari partai politik dan profesional.
Di tengah pemilihan para menteri, ada pihak yang kecewa karena kadernya tidak diakomodir masuk kabinet. Termasuk Partai Hanura.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Presiden Jokowi meminta maaf karena tidak bisa mengakomodir semua pihak dalam Kabinet Indonesia Maju. Jokowi mengatakan, hanya bisa memilih 34 dari 300 nama untuk dipilih sebagai menteri.
"Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang dan mungkin sebagian yang hadir juga ada yang kecewa. Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya," kata Jokowi di acara pembukaan Musyawarah Besar X Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila di Hotel Sultan, Jakarta, Selatan, Sabtu (26/10).
Partai Hanura mengungkapkan kekecewaannya terhadap Jokowi karena tidak mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Berikut ini kekecewaan Hanura yang tidak dapat kursi menteri:
Hanura Merasa Ditinggalkan Jokowi
Partai Hanura mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak diakomodir dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah mengingatkan bahwa Hanura merupakan salah satu parpol yang mendaftarkan paslon 01 di KPU.
"Kecewa itu adalah manusiawi bukan? Apalagi Hanura adalah salah satu dari 6 partai pengusung yang ikut mendaftarkan pasangan Jokowi-Ma'ruf di KPU pada saat Pilpres yang lalu," ujar Inas saat dihubungi merdeka.com, Senin (28/10).
Inas menceritakan momen saat enam ketua umum parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf berjuang bersama memenangkan Pilpres 2019. Termasuk Ketum Hanura Oesman Sapta.
"Masih segar diingatan kita ketika itu Pak Jokowi, KH Maruf Amin bersama Ketum-Ketum partai termasuk Ketum Hanura bergandengan tangan sebagai ungkapan kebersamaan dan tekad memenangkan Pilpres," ujarnya.
"Tetapi setelah kemenangan itu diraih, apakah kebersamaan tersebut masih ada? apakah Hanura ditinggal atau tertinggal?," ucapnya.
Jokowi Menghitung Kawan Berdasarkan Kalkulator
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyayangkan partainya yang tidak mendapatkan kursi di Kabinet Indonesia Maju. Padahal, kata dia, Hanura juga ikut berjuang memenangkan Jokowi dan wakilnya yakni Ma'ruf Amin.
"Kader-kader Hanura berjuang tanpa mengenal lelah untuk memenangkan Jokowi juga," kata Inas pada wartawan, Jumat (25/10).
Menurutnya, Jokowi hanya menghitung pembagian kursi berdasarkan kalkulasi perolehan suara. Padahal, Hanura telah menyumbang 16 kursi di parlemen saat Jokowi-Ma'ruf mendaftarkan diri sebagai Capres dan cawapres.
"Jokowi hanya menghitung kawan berdasarkan kalkulator semata, yakni hanya memandang jumlah suara partai saja," ujarnya.
Kami Berdarah-darah Tapi Tak Dapat Jatah Kursi
Wasekjen Partai Hanura, Bona Simanjuntak mengaku kaget dengan keputusan Presiden Jokowi karena partainya tidak mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Ia menyebut partainya sudah berdarah-darah saat Pilpres 2019.
"Kalau istilah Pak Erick berkeringat, kami berdarah-darah, kalau ingat relawan berkeringat tapi Parpol tidak ada kursi (menteri)," ujar Bona Simanjuntak saat diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10).
Boni menyebut lantaran fokus pada pemenangan Pilpres, Hanura sampai melupakan Pileg dan akhirnya tidak mendapatkan kursi di Parlemen.
"Berjalannya waktu hanya gerakan cukup masif saat Jokowi berkampanye. Dan tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di Parlemen. Kalau ikhlas, kader belum, kami masih menunggu ke depan masih terus bergulir," jelas dia.
Untuk diketahui, di luar lima partai pengusung Jokowi-Ma'ruf yang masuk parlemen, hanya PSI dan Perindo yang menjadi anggota kabinet. Minus Hanura, PKPI dan PBB.
(mdk/dan)