Petinggi Demokrat siap ganjal SBY jadi ketua umum
Mantan pejabat negara ini akan melawan SBY setelah waktu kongres ditetapkan.
Wacana Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bakal maju kembali di Kongres 2015 semakin menguat. Para loyalis SBY pun merasa yakin jika tidak ada satupun kader yang menolak SBY kembali memimpin Demokrat hingga 2020.
Namun rupanya anggapan tersebut hanya klaim semata. Majunya SBY nanti jika benar di kongres tak membuat semua kader ciut melawan Presiden RI ke 6 itu.
Seorang elite Partai Demokrat yang tak mau disebutkan namanya ini mengaku siap mengganjal SBY di kongres. Dengan pengalaman dan jatuh bangunnya membangun partai, membuat orang ini tak takut bersaing dengan SBY.
Namun demikian, untuk saat ini dia lebih memilih untuk diam saja dan tak mau memberikan statemen ke publik soal niat ini. Mantan pejabat negara ini berjanji akan tampil jika Partai Demokrat sudah menetapkan kapan tanggal diselenggarakannya kongres 2015.
"Saya akan bersikap setelah ditetapkan kongres akan dilaksanakan. Kalau tidak, enggak manfaat," ujar sumber ini kepada merdeka.com, Sabtu (13/12).
Sebelumnya, dia juga menuding bahwa niatan SBY ingin maju lagi ini karena tak mau kehilangan kekuasaan di Demokrat. SBY, menurut dia, akan mewarisi pucuk pimpinan partai ini kepada putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang saat ini menjabat sebagai sekjen partai berlambang Mercy ini.
"Masalah keluarga saja, inginnya diwarisi," kata orang yang juga dekat dengan SBY ini.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR Didik Mukrianto menyatakan dukungan mengalir deras terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kembali menjadi ketua umum di Kongres 2015. Dia mengklaim, dukungan SBY dari DPC dan DPD Demokrat bahkan mencapai 100 persen.
"Seratus persen (dukungan daerah). Tidak ada satu kader pun yang akan menolak," kata Didik.
Walaupun demikian, dia belum mengetahui kesediaan SBY memimpin Demokrat kembali. Mereka masih berusaha mendorong SBY untuk maju dalam Kongres ke depan.
"Yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, kader di Demokrat menghendaki bagaimana Pak SBY bersedia memimpin ke depan," terang dia.
Lain halnya dengan salah satu pendiri Demokrat, Ahmad Mubarok. Dia menilai SBY sebagai seorang mantan presiden sudah tak pantas lagi menjadi ketua umum.
"Dinamika ada yang penjilat, ada yang objektif, ada yang ingin menempatkan Pak SBY di tempat lebih tinggi, karena ketum berarti di lapangan, kan mantan presiden maqom-nya sudah lebih tinggi lagi," terang Mubarok.
Namun ketika ditanya, jabatan apa yang pantas diduduki oleh SBY selain ketua umum, Mubarok sulit menjawab. Dia hanya menilai jika sosok SBY cukup menjadi sumber inspirasi bagi kader Demokrat, bukan ketua umum.
"Yah sumber inspirasi," pungkasnya.
Baca juga:
Anas sindir SBY agar teladani kisah Baladewa
Deklarator Demokrat: SBY jadi panutan saja, jangan serakah!
Pohan: Tak ada DPD yang menolak, Pak SBY itu sempurna
Kepemimpinan SBY dituding buat kaderisasi Partai Demokrat mandul
Niat jadi ketum lagi, SBY ingin warisi Demokrat ke Ibas?
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Surya Paloh bertemu dengan Prabowo dan menegaskan dukungan NasDem terhadap pemerintahannya? Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, Kamis (25/4). Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menegaskan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka nanti
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.