Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Forum Rektor Indonesia (FRI) melakukan deklarasi Pemilu Damai di tengah ramainya civitas akademi sejumlah perguruan tinggi menyampaikan petisi untuk menyelamatkan demokrasi.
- Forum Rektor Indonesia Serukan Pemilu Damai dan Hentikan Provokasi
- Rektor Perguruan Tinggi Katolik Seluruh Indonesia Resah karena Demokrasi Semakin Menyimpang
- Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi dari Kampus, Presiden PKS: Pemangku Kepentingan Harus Introspeksi Diri
- Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Forum Rektor Indonesia (FRI) melakukan deklarasi Pemilu Damai di tengah ramainya civitas akademi sejumlah perguruan tinggi menyampaikan petisi untuk menyelamatkan demokrasi.
Deklarasi Pemilu Aman dan Damai dilakukan di Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu (3/2) malam.
Setidaknya ada lima poin deklarasi pemilu aman dan damai oleh FRI. Deklarasi pemilu aman dan damai dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Forum Rektor Indonesia menyerukan, pertama mengajak segenap komponen bangsa untuk menyukseskan Pemilu2024 yang aman dan damai. Kedua, menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi," isi dalam deklarasi tersebut.
Poin selanjutnya, bersama-sama menangkal berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024. Keempat, warga negara yang mempunyai hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani, dan tidak golput. Dan poin terakhir, kampus menjaga kondusivitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya pemilu yang jujur, adil, aman dan damai.
Ketua FRI Prof Nurhasan juga merespons ramainya petisi soal selamatkan demokrasi yang dilakukan sejumlah guru besar, dosen, dan mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Unhas Makassar.
"FRI sebagai wadah komunikasi universitas negeri maupun swasta tentu menghargai kebebasan berpendapat itu sebagai bagian dari otonomi kampus dan dijamin oleh undang-undang," ujarnya kepada wartawan.
Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini mengaku setiap civitas akademika memiliki hak untuk bersuara. Hanya, ia mengingatkan agar penyampaian aspirasi harus didasari nilai etika akademik untuk kepentingan bangsa.
"Selama semua itu masih dalam koridor kebebasan akademik, objektif, didasari nilai-nilai etika akademik dan untuk kebaikan bangsa Indonesia," tuturnya.
"Yang tidak boleh, jika kebebasan berpendapat sudah mengarah pada sikap tendensius. Itu juga tidak boleh menghujat, memfitnah, menghasut yang dilanggar dari nilai-nilai etika akademik. Apalagi sampai dengan anarkis itu tidak boleh," kata dia.
Nurhasan berharap pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan aman, damai. jujur dan adil. Ia menegaskan FRI selalu mendukung pelaksanaan Pemilu yang aman, damai, dan jurdil.
"FRI mendukung itu semua," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, gerakan untuk menyelamatkan demokrasi diawali Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) semakin meluas. Forum Profesor dan dosen Universitas Hasanuddin Makassar juga melakukan deklarasi bergerak untuk menyelamatkan demokrasi di halaman Gedung Rektorat, Jumat (2/2).