Pilkada Solo Buat Internal PDIP Memanas, FX Rudy Sampai Blak-blakan Soal Intervensi
Pro kontra terjadi saat Gibran ikut mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo. Apalagi jalur yang ditempuh Gibran dianggap melanggar peraturan dan etika, terutama di kalangan struktural DPC PDIP Solo.
Pertarungan Pilkada Solo semakin panas setelah putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, memutuskan untuk mendaftarkan diri ke PDIP sebagai calon wali kota Solo untuk Pilkada serentak 2020. Majunya Gibran membuat internal PDIP 'bergejolak'.
Pro kontra terjadi saat Gibran ikut mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo. Apalagi jalur yang ditempuh Gibran dianggap melanggar peraturan dan etika, terutama di kalangan struktural DPC PDIP Solo.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Bagaimana Gibran menang Pilpres? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count.
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
-
Kapan Gibran menyindir Cak Imin soal IKN? Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyelepet Cak Imin soal rencana pembangunan 40 kota besar. Gibran menyindir Cak Imin ingin bangun puluhan kota besar tetapi menolak IKN "Gus Muaimin ini agak aneh ya, pengen membangun kota seperti Jakarta tapi enggak setuju IKN. Tapi ya monggo lah ya enggak apa-apa," kata Gibran dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Bahkan ada yang menilai jika Pilkada Solo terlalu banyak intervensi dalam penjaringan calon wali kota dan calon wakil wali kota. Berikut ulasannya:
DPC PDIP Solo Usulkan Purnomo-Teguh
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo menuturkan, para kader PDIP Solo dari tingkat ranting dan pengurus anak cabang (PAC) sepakat mengusulkan nama bakal calon wali kota Achmad Purnomo dan bakal calon wakil wali kota Teguh Prakoso.
Rudy menjelaskan, proses penjaringan bakal calon yang dilakukan DPC PDIP Solo telah sesuai peraturan nomor 24 tahun 2017. Di mana DPC yang meraih suara lebih dari 25 persen, berhak melakukan penjaringan secara intern. Sementara DPC Solo dalam Pemilu lalu sukses meraup suara lebih dari 60 persen.
Peraturan tersebut, dikatakan Rudy, menjadi pedoman DPC PDIP Solo mengusung Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020. Kedua tokoh tersebut dipilih oleh pimpinan di ranting hingga PAC PDIP. Di Solo tercatat ada 5 PAC yang mengusulkan kedua nama untuk menjadi pasangan bakal calon.
"Kalau dari PP 24/2017 itu sudah jelas, harus diutamakan untuk petahana. Petahananya kan Pak Purnomo dan sebagai wakil wali kotanya Pak Teguh mantan Ketua DPRD. Proses itu kan sudah selesai," kata Rudy, Selasa (24/12).
Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo ke DPC PDIP pada hari pertama, Senin (16/9) lalu.
Gibran Daftar Pilkada Lewat DPD Jateng
Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wali kota Solo ke DPD Jawa Tengah pada, Kamis (12/12). Dihadapan pendukungnya ia berjanji akan membawa Kota Solo lebih maju jika diberi kesempatan sebagai Wali Kota.
"Pagi ini kita berkumpul di sini bukan sekedar untuk mengantar Gibran ke Semarang. Tapi kita berkumpul di sini karena disatukan oleh cita-cita yang sama. Apa yang menyatukan kita? Agar Solo melompat lebih maju," ucap Gibran, Kamis (12/12).
Gibran beberapa kali mengulang kalimat tersebut dan mendapat tepuk tangan meriah serta yel-yel 'Gibran Solo Satu' dari para pendukung yang mengenakan kaos Indonesia Raya.
"Kita sudah tidak lagi bicara masalah perubahan. Kita sudah bicara masalah lompatan, kita bicara masalah percepatan. Melompat agar lebih sejahtera lagi masyarakatnya. Agar Solo melompat lebih maju," kata Gibran.
Gibran Giat Mencari Dukungan
Usai mendaftar diri ke DPD Jawa Tengah, Gibran semakin rajin mencari dukungan. Gibran melakukan blusukan untuk menyapa warga Solo. Contohnya saja pada Senin (23/12), ia menyambangi Pasar Klewer. Di pasar batik terbesar itu, Gibran membeli baju anak, daster, dan batik. Saat berdialog dengan pedagang, ke Gibran juga mendapat aspirasi terkait beberapa luas kios yang dinilai sempit. Ia menilai tempat seperti ini juga harus bisa meramaikan yang lantai atas. Menurutnya, kedepan penjualan di Pasar Klewer juga bisa digabungkan dengan e-commerce.
"Sambil jalan saja. Yang jelas Pasar Klewer ini sudah bagus sekali," katanya, Selasa (23/12).
Selain itu, Gibran juga rajin mengunjungi para pendukung. Kunjungan dilakukan setiap hari di masing-masing posko relawan yang tersebar di 51 kelurahan di Solo.
"Saya mau ke posko dulu, masih posko terbuka. Yang ada sekarang posko relawan yang tiap hari saya puteri," ujar Gibran.
Terlalu Banyak Intervensi Saat Penjaringan Cawalkot Solo
Sementara itu, Ketua DPC PDIP, FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan dalam proses penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota merasa terlalu banyak pihak yang melakukan intervensi. Padahal apa yang dilakukan dalam penjaringan dengan memilih pasangan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sudah sesuai prosedur partai.
"Sebenarnya saya sudah tidak mau komentar, terlalu banyak yang intervensi," ujar Rudy, Selasa (24/12).
Yakin Megawati Bijak Keluarkan Rekomendasi
DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) menyentil sejumlah kader yang nekat mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota ke DPD PDIP Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Ia menilai para kader itu tidak menghargai konstituen partai.
"Mereka ini tidak menghargai konstituen partai. Karena secara struktural, kita sudah mengajukan pasangan bakal calon ke DPD dan DPP," Selasa (24/12).
Rudy optimistis, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan bersikap bijak dan tidak akan sekadar mengeluarkan rekomendasi. Sehingga ia sudah seharusnya menyerahkan keputusan terkait rekomendasi kepada DPP PDIP.
"Kalau rekomendasi diberikan untuk calon selain Purnomo-Teguh, tugas saya selesai," tegasnya.
(mdk/dan)