PKS sebut kampanye negatif berfungsi menyadarkan rakyat atas kondisi negara
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman mempersilakan kadernya melakukan kampanye negatif pada Pemilu 2019. Porsi kampanye negatif yang diperbolehkannya hanya 20 persen dan 80 persennya kampanye positif. Pernyataan Presiden PKS ini pun menuai pro kontra di tengah masyarakat.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman mempersilakan kadernya melakukan kampanye negatif pada Pemilu 2019. Porsi kampanye negatif yang diperbolehkannya hanya 20 persen dan 80 persennya kampanye positif. Pernyataan Presiden PKS ini pun menuai pro kontra di tengah masyarakat.
Menanggapi hal ini, Direktur Pencapresan Tim Pemenangan Pemilu (TPP) PKS, Suhud Alynudin menyatakan kampanye negatif diperlukan karena berfungsi untuk menyadarkan rakyat. Suhud menegaskan pihaknya setuju dalam kampanye harus diperbanyak konten positif untuk menanamkan optimisme bagi masyarakat terkait masa depan bangsa.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
"Kami setuju dalam kampanye harus lebih banyak konten positif. Dalam arti kita membawa bangsa ini kepada optimisme masa depan. Bukan sikap pesimisme yang digambarkan oleh Presiden Jokowi lewat kutipan serial Game of Thrones," jelasnya dihubungi merdeka.com, Selasa (16/10).
"Namun, kita juga harus menyadarkan rakyat melalui 'negative campaign', yaitu penjelasan tentang realitas bangsa dan negara yang mengalami kondisi berat disebabkan oleh rendahnya kinerja pemerintah," lanjutnya.
Kampanye negatif ini, lanjutnya, harus berdasarkan fakta dan data. Bukan berdasarkan berita hoaks.
"Jadi, fungsi 'negative campaign' adalah membangun kesadaran rakyat untuk memahami realitas yang mereka hadapi," ujarnya.
Suhud menerangkan, Pemilu merupakan wujud pelaksanaan demokrasi yang harus dihormati prosesnya oleh semua pihak. Pemilu sebaiknya tak hanya dimaknai sebagai proses pergantian kepemimpinan nasional secara sah dan terhormat, tapi juga harus dimanfaatkan semua pemangku kebijakan (stakeholders) terkait sebagai sarana pendidikan politik secara massal kepada rakyat.
"Artinya, saat Pemilu tidak hanya ada presiden baru tetapi juga ada pencerdasan terhadap rakyat," jelasnya.
Dia menambahkan, konten kampanye negatif tak boleh terlalu banyak dibandingkan kampanye positif. Jumlahnya harus proporsional. Kampanye negatif menurutnya berbeda dengan hoaks.
"Tentu konten kampanye negatif tidak boleh terlalu banyak, proporsional saja. Hal ini juga ingin menegaskan bahwa 'negative campaign' berbeda dan bukan berita bohong atau hoaks dan negative campaign itu dimungkinkan dalam kampanye politik," katanya.
Baca juga:
'Kampanye negatif sama dengan kritik, kubu Jokowi & Prabowo sama-sama melakukan'
Gaya kampanye PKS: Diserang kubu Jokowi, tak dibela koalisi Prabowo
Apa beda kampanye hitam dan negatif, ini penjelasannya
Polisi ingatkan kampanye negatif tanpa data seperti hoaks, bisa dijerat hukum
Zulkifli Hasan: PAN pilih kampanye santun dan bukan kampanye negatif
Ma'ruf Amin: Kita tidak menganut kampanye negatif