Polemik Angkot Vs Biskita, Begini Solusi Tri Adhianto Atasi Masalah Transportasi di Bekasi
Ratusan sopir angkot menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi, pada Rabu (2/10).
Ratusan sopir angkot menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi, pada Rabu (2/10). Mereka mendesak agar operasional Biskita dihentikan karena dianggap merugikan sopir angkot.
Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 3 Tri Adhianto merespons demo tersebut. Dia mengatakan, solusi terbaik untuk mengatasi polemik tersebut adalah mengintegrasi angkot ke dalam sistem transportasi umum.
- Terjatuh dari Truk, Puluhan Paku Bumi Menggelinding di Jalan Soekarno-Hatta Bandung & Bikin Macet
- Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri
- Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Papua, Anggota DPR: Ironis Sekali
- Polemik Kampung Bayam Bikin Ahmad Sahroni Marah sampai Colek Pj Gubernur DKI Heru Budi
Plt Wali Kota Bekasi periode 2019-2024 ini menjelaskan, keberadaan Biskita ataupun Transpatriot adalah bagian dari upaya besar untuk menghadirkan transportasi publik terintegrasi yang lebih nyaman, efisien, dan terjangkau bagi seluruh warga kota Bekasi.
Dia juga mengakui bahwa kekhawatiran yang disampaikan oleh para pengemudi angkot adalah hal yang perlu diperhatikan serius.
"Saya sangat memahami keresahan para pengemudi angkot terkait dampak yang mereka rasakan. Kita semua ingin mencari solusi terbaik untuk semua pihak. Saya yakin, angkot dan Biskita atau Transpatriot bisa berjalan berdampingan sebagai bagian dari sistem transportasi yang terintegrasi," ujar Tri Adhianto, Jumat (4/10).
Tri mengungkapkan bahwa solusi yang diajukan mencakup integrasi angkot ke dalam sistem transportasi umum yang lebih besar sebagai feeder atau penghubung rute pemukiman ke jalur utama Transpatriot.
Selain itu, dia juga menyebutkan rencana untuk peremajaan angkot serta memberikan pelatihan keterampilan bagi para pengemudi angkot, yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan perubahan, atau bahkan mengalihkan mereka ke sektor transportasi modern dengan pendapatan yang lebih stabil.
"Kami tidak hanya fokus pada pembangunan sistem transportasi yang modern, tetapi juga memastikan bahwa para pengemudi angkot tidak ditinggalkan. Kami ingin mereka terlibat dalam perubahan ini, melalui program peremajaan angkutan umum, pelatihan, insentif, dan subsidi yang dapat membantu mereka selama masa transisi," tambahnya.
Tri juga menekankan pentingnya dialog terbuka antara pengemudi angkot, pemerintah, dan masyarakat. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci untuk mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak, tanpa mengabaikan kepentingan siapapun.
"Kita harus mencari solusi yang inklusif. Nanti kita ajak dialog dan kolaborasi, saat itu (peluncuran Biskita) kita juga sering berdialog dengan pengemudi.saya yakin kita bisa mewujudkan publik transport Kota Bekasi yang semakin nyaman, dan sejahtera bagi semua warganya," pungkasnya.
Sejak diluncurkannya Transpatriot dan BisKita, masyarakat Kota Bekasi sangat antusias menyambut kehadiran moda transportasi tersebut. Terlebih hadirnya LRT dan pembangunan MRT semakin mendekatkan warga untuk mendapatkan solusi transportasi terintegrasi yang lebih nyaman, aman, murah dan tepat waktu.
Namun, di sisi lain, para pengemudi angkot merasa bahwa keberadaan Transpatriot mengurangi jumlah penumpang mereka secara signifikan.