Polemik 'Propaganda Rusia' Jelang Pilpres 2019
Jokowi singgung propaganda Rusia, apalagi jelang Pilpres 2019. Namun ucapannya justru jadi kontroversi:
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi ingin berpolitik yang sehat, terutama jelang Pilpres 2019. Menurutnya, banyaknya hoaks yang bertebaran di medsos karena adanya tim sukses (timses) yang melakukan propaganda ala politik Rusia atau propaganda Rusia. Propaganda itu disebut untuk menyebarkan fitnah dan hoaks kepada masyarakat.
"Problemnya adalah timses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan fitnah dan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan," ucapnya.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana cara Jokowi 'melabrak' UU Pilpres menurut Andreas Hugo Pareira? Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia."Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
Namun ucapan Jokowi tentang propaganda Rusia ini malah tuai kontroversi dan tudingan. Apalagi jelang Pilpres 2019. Berikut beberapa bantahan serta tudingan yang muncul dari kubu Jokowi dan Prabowo:
Kubu Prabowo-Sandiaga: Itu Kampanye Hitam yang Tidak Barokah
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mempertanyakan maksud ucapan Jokowi soal kelompok yang mengunakan konsultan asing. "Tentang tudingan propaganda ala Rusia, timses mana yang Pak Jokowi maksud? Kalau dari BPN 02 dipastikan tidak ada. Kami belum pernah mendengar itu dan dipastikan Prabowo-Sandi tidak setuju propaganda ala Rusia atau apalah namanya," tegas Wakil Ketua BPN dan juga Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso.
Priyo menegaskan, tim pemenangan Prabowo-Sandiaga selalu mengedepankan kampanye yang santun dan sesuai aturan. Prabowo-Sandiaga tidak setuju dengan kampanye hitam karena tidak berkah.
"Itu kampanye hitam yang tidak barokah. Beliau berdua selalu menggariskan model kampanye yang santun, senyum, terukur dan sesuai aturan. Mohon maaf tudingan itu sepertinya mengada-ada, kenapa tidak ditindak saja?" ujarnya.
Tak Bermaksud Singgung Pemerintah Rusia
Ucapan Jokowi terkait "propaganda Rusia" malah menjadi salah paham dengan pemerintah Rusia. Timses Jokowi-Ma'ruf Amin kemudian menjelaskan maksud tersebut.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menjelaskan, pernyataan Jokowi bukan bermaksud menyinggung pemerintah Rusia. Melainkan konsultan yang berasal dari negara Beruang Merah itu yang menggunakan strategi politik memecah belah.
"Yang dimaksud itu bukan Rusia sebagai negara, pemerintah, bangsa. Tetapi dugaan dibantu oleh konsultan dari Rusia dengan mengembangkan strategi Politik menebar ketakutan, pesimisme di tengah dan memproduksi hoaks di tengah masyarakat," ucap Karding.
Menurutnya, ada yang menggunakan politik untuk membangun rasa pesimis, serta memutarbalikkan fakta. Jelas ini bisa mempengaruhi dan merusak perilaku masyarakat.
Fadli Zon Bantah Prabowo-Sandiaga Gunakan Propaganda Rusia
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, pernyataan Jokowi terkait propaganda Rusia yang digunakan dalam kampanye Pilpres 2019, merupakan hoaks. Dia menilai, yang disampaikan Jokowi justru bisa membahayakan hubungan diplomatik antara Indonesia-Rusia.
"Menurut saya hoaks ya (propaganda Rusia). Jadi Pak Jokowi kalau betul menyampaikan hal itu, itu membahayakan hubungan diplomatik kita dengan Rusia," kata Fadli.
Dia berharap Jokowi tidak terburu-buru menyampaikan ke publik hasil temuan tim suksesnya. Harus disaring terlebih dahulu dan jangan terlalu gegabah dalam mengambil kesimpulan.
"Jangan gegabah, jangan grasak-grusuk, mendapat masukan dari timnya itu garbage in, garbage out, kalau masuknya sampah keluarnya sampah juga, menurut saya ini sampah yang masuk ke Pak Jokowi," ujarnya.
Ma'ruf Amin: Itu Bukan Mengkritik tapi Mengklarifikasi
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, meluruskan tudingan kubu Prabowo-Sandiaga yang menyebut petahana Joko Widodo melakukan kritikan tendensius. Menurutnya, yang dilakukan Jokowi saat berpidato di Semarang adalah bentuk klarifikasi.
"Mengkritik siapa? Itu bukan mengkritik tapi mengklarifikasi, artinya menjernihkan, mungkin istilahnya yang beda," kata Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin menyatakan, apa dilakukan Jokowi adalah cara menangkal hoaks. Dia heran jika dinilai yang dilakukan mantan Gubernur DKI itu sebuah kritikan. "Masa Pak jokowi mengkritik, itu klarifikasi, meluruskan saja, termasuk bagian menangkal hoaks," tegas Ma'ruf.