Politikus PDIP anggap pertemuan ipar JK dengan bos Freeport lumrah
Amru menegaskan kasus pertemuan ipar Wapres JK dengan bos PT Freeport itu berbeda jika dibandingkan dengan Setnov.
Anggota Komisi VII DPR Nasyirul Falah Amru menilai pertemuan ipar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Aksa Mahmud, dan Erwin Aksa dengan bos besar Freeport McMoran, James R Moffett alias Jim Bob merupakan hal yang biasa. Sebab, menurutnya pertemuan tersebut tak direncanakan Wapres JK.
"Beliau ini kan didatangi, ditemui, lumrah saja, enggak ada masalah. Apakah beliau itu didatangi, kan di situ ada Pak Aksa Mahmud yang pengusaha. Pengusaha dengan sesama pengusaha kalau berbicara kan lumrah saja atau juga misalkan di situ juga ada Pak Erwin, itu kan sesama pengusaha," kata Amru saat dihubungi merdeka.com, Senin (28/12).
Menurut politikus PDIP ini pertemuan itu menjadi tidak lumrah jika kemudian Wapres JK menggunakan kekuasaan untuk melakukan sebuah bisnis pribadi. Tapi baginya hal tersebut tak tampak.
Amru menegaskan kasus pertemuan ipar Wapres JK dengan bos PT Freeport itu berbeda jika dibandingkan pelanggaran etik politikus Golkar Setya Novanto. Dia menjelaskan bahwa pertemuan Novanto dengan Presdir PT Freeport Maroef Sjamsoeddin sudah direncanakan.
"Itu beda kasus. Kalau Pak Setya Novanto itu ke sana, kemudian mengajak, itu sudah ada niatan. Terus bertemu dan mengobrolkan dan meminta saham. Itu sudah beberapa kali dilakukan," tuturnya.
Maka dari itu Amru menyangka bahwa Wapres JK hanya diundang, bukan sebagai pihak yang memprakarsai pertemuan.
"Sedangkan Pak Jusuf Kalla saya yakin beliau didatangi. Beliau kan orangtua sekaligus pejabat Wapres, kan didatangi. Konteksnya lumrah saja jika sesama pengusaha," pungkasnya.
Baca juga:
Ipar JK jumpa Jim Bob, Fahri bilang 'biar Pansus Freeport yang buka'
Keluarga JK ketemu bos Freeport, Fadli Zon curiga ada nepotisme
Kritik Wapres Jusuf Kalla, Masinton berlindung di balik suara rakyat
JK jelaskan perbedaan pertemuan Aksa Mahmud-Jim Bob & Setnov-Maroef
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.