Politikus PDIP sebut ada 3 sinyal Megawati dukung Ahok di Pilgub DKI
Demi mendukung Ahok, Maruarar rela kehilangan jabatannya di PDIP dan DPR
PDI Perjuangan (PDIP) belum memutuskan untuk memberikan dukungan kepada petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pemilihan Gubernur DKI 2017 mendatang. Namun demikian, politikus PDIP Maruarar Sirait menyakini jika partainya akan segera memberikan dukungan kepada Ahok.
Pria yang akrab disapa Ara ini menyebut ada 3 sinyal yang diberikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendukung Ahok. Menurut Ara, Ahok sebenarnya sudah sadar akan sinyal dukungan tersebut.
"Saat ultah Bu Mega, Ahok dapat tumpeng pertama, lalu dapat buku pertama di acara Museum Kota Tua dan saat haul Pak Taufik saya melihat bagaimana hubungan yang sangat baik antar keduanya," kata Ara dalam diskusi bertajuk 'Kinerja Pemerintah Dua tahun Pilpres' di Kantor SMRC, Jln Cisadane No 8, Cikini, Jakarta, Minggu (24/7).
Ara sendiri mengaku mendukung Ahok sejak lama. Dukungan tersebut, kata dia, adalah sikap pribadi dan bukan secara organisasi partai.
Bahkan, Ara tak segan kehilangan jabatannya baik di PDIP atau di DPR atas sikapnya yang mendukung Ahok itu.
"Saya mendukung Ahok bersama PDIP. Saya tidak takut kehilangan jabatan, lebih takut kehilangan kepercayaan. Pilihan politik itu akan dicatat sejarah," tegas Ara.
Anggota Komisi XI DPR ini menjelaskan, ada pihak yang tampaknya tidak ingin agar Ahok dan PDIP bersatu. Pasalnya, selama ini hubungan antara Ahok dengan Mega dinilai sangat baik.
"Ada orang yang ingin memisahkan PDIP dengan Ahok. Begitu bersatu ini, Ahok dengan Ibu Mega sangat hormat. Dia punya hubungan baik," jelas Ara.
"Kalau sampai Ahok didukung PDIP yang tinggi suaranya di 2014, tidak ada kontestasi politik lagi. PDIP, Ahok, Teman Ahok bersatu tidak ada kontestasi politik. Tentu lawan PDIP dan Ahok berkepentingan secara politik," tambahnya.
Keputusan untuk mendukung Ahok, lanjutnya, didasarkan pada kinerja apiknya selama memimpin Jakarta. Sehingga, dia yakin pada akhirnya PDIP akan mendukung Ahok.
"Akan ada satu titik, antar Bu Mega, Pak Jokowi dan Pak Ahok bertemu di satu titik yang sama," pungkasnya.