Politisi Golkar ogah berspekulasi pertemuan Airlangga Hartarto dengan Jokowi
Politisi Golkar ogah berspekulasi pertemuan Airlangga Hartarto dengan Jokowi. Politisi Golkar Airlangga Hartarto saat ini tengah digadang-gadang sebagai calon kuat untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) menggantikan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang sedang terudung kasus korupsi e-KTP.
Politisi Golkar Airlangga Hartarto saat ini tengah digadang-gadang sebagai calon kuat untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) menggantikan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang sedang terudung kasus korupsi e-KTP. Bahkan saat ini Airlangga pun telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menyikapi hal itu, Politisi Partai Golkar Satya Yudha tidak mau banyak berkomentar. Sebab, dia tidak mengetahui apa yang dibicarakan dalam pertemuan yang berlangsung siang ini di Istana Kepresidenan.
"Kita tidak mengetahui apa yang dibicarakan," singkat Satya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/11).
Menurutnya, yang terpenting saat ini bagi Partai Golkar mengatasi segala permasalah yang ada. Salah satunya dengan cara mengadakan rapat pleno.
"Tapi tentunya apabila untuk perbaikan organisasi yah tidak ada yang bisa menghalangi gitu berarti harus mekanisme yang ditempuh saat ini adalah mekanisme rapat pleno itu yang harus kita jalankan," kata dia.
Kedati demikian, Satya menegaskan, hingga saat ini partainya masih sangat solid. Terutama dalam hal menyikapi permasalahan yang menimpa Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto.
"Solid dalam menyatukan organisasi itu berjalan sesuai dengan tupoksi masing-masing, kan di DPP ada koordinator bidang ketua bidang, mereka berjalan sesuai dengan fungsi organisasi. Itu dulu," tandasnya.
Untuk diketahui, Ketua Harian Nurdin Halid mengatakan bahwa rapat pleno partai berlambang pohon beringin itu akan dilaksanakan besok (21/11) pukul 12.30 WIB. Politikus Golkar Indra Bambang Utoyo berharap, pleno besok tak lagi membahas tentang plt. Dia mendesak, agar dilakukan langsung munas sebagai bentuk penyelamatan Partai Golkar.
"Saya mengharapkan kita tidak perlu bicara soal plt lagi, karena malah bisa jadi ajang rebutan saja. Saya mengusulkan Pleno besok berbicara penyelamatan Golkar dengan melakukan Munas," kata Indra saat dihubungi merdeka.com, Senin (20/11).
Baca juga:
Curhat ke Idrus, Setnov ikhlas lepas jabatan ketum Golkar dan ketua DPR
Pleno Golkar besok digelar pukul 12.30 WIB, diharapkan langsung bahas Munas
Dedi Mulyadi sebut Ketum Golkar pengganti Setnov harus dukung Jokowi di 2019
Kasus Setnov gerus wibawa Golkar, elektabilitas di Jabar tinggal 12 persen
Setnov ditahan KPK, Dedi Mulyadi serukan perubahan pengurus Golkar
Airlangga dijagokan jadi ketum Golkar, Luhut bilang 'dia orang baik'
Jabatan Setya Novanto dipertaruhkan besok
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.