Politisi PDIP nilai wajar Soeharto dianggap Presiden RI paling sukses
Hasil survei Indo Barometer menunjukkan Soeharto dinilai publik menjadi Presiden paling berhasil menjalankan tugasnya. Dua indikator yang paling menonjol adalah perekonomian rakyat dan kehidupan sosial yang baik di masa orde baru.
Hasil survei Indo Barometer menunjukkan Soeharto dinilai publik menjadi Presiden paling berhasil menjalankan tugasnya. Dua indikator yang paling menonjol adalah perekonomian rakyat dan kehidupan sosial yang baik di masa orde baru.
Menanggapi hal tersebut, Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan, tidak bisa membandingkan masa orde baru dengan pemerintahan pascareformasi. Sebab, masa kepemimpinan Soeharto mencapai 32 tahun sementara periode kepemimpinan pascareformasi hanya sampai lima tahun.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Dimana Inul Daratista dan Adam Suseno bertemu dengan Presiden Soeharto? Foto lawas yang diambil pada tahun 2003 ini menunjukkan momen ketika Inul dan Mas Adam diundang oleh Ibu Titiek Soeharto, sehingga mereka juga berkesempatan bertemu dengan Bapak Presiden Soeharto.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Bagaimana Soeharto mendekati keluarga dalam politik? “Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini (era Jokowi) politik iya, bisnis iya,” kata Djarot.
"Pascareformasi kan cuma 3 tahun, 2 tahun, 5 tahun sementara Pak Harto 32 tahun. Jadi wajar kalau dia membangun lebih banyak jembatan, lebih banyak bendungan dan kuasa lebih besar," ujar Sudjatmiko di Hotel Harris Suites FX Sudirman, Jl. Jend Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/5).
Menurut dia, wajar saja jika publik menyebut Soeharto adalah Presiden yang paling berhasil. Lebih dari tiga dekade sudah dikuasai oleh Soeharto untuk mengembangkan sejumlah sektor, baik perekonomian rakyat maupun kehidupan sosial.
"Membandingkan Presiden setelah reformasi dengan Pak Harto itu seperti membandingkan orang yang punya modal besar, modal waktu besar, modal kekuasaan besar untuk menyelesaikan masalah dibandingkan dengan orang yang modalnya kecil dan waktunya terbatas," ucap dia.
Budiman menjelaskan, di bawah kepemimpinan Soeharto seluruh lembaga legislatif dan yudikatif juga dikendalikan. Pesta demokrasi diatur sedemikian rupa oleh Soeharto.
"Dulu Pemilu belum berlangsung saja kita sudah tahu siapa yang menang. Pascareformasi enggak bisa Jokowi, SBY, Mega atur siapa yang menang pemilu. Jadi ini seperti membandingkan duren dan jeruk," kata dia.
Indo Barometer merilis survei nasional bertajuk 'Evaluasi 20 Tahun Reformasi'. Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menyebut hasil survei menunjukkan Presiden yang paling berhasil dalam menjalankan tugasnya adalah Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Soeharto menduduki posisi pertama dengan presentasi 32,9 persen. Disusul Presiden pertama Soekarno dengan presentase 21,3 persen. Posisi ketiga ditempati oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo dengan nilai 17,8 persen.
"Setelah Presiden Jokowi ada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan presentase 11,6 %," ucap Qodari.
Kemudian posisi kelima ditempati Presiden ke-3 RI, BJ Habibie dengan presentase 3,5 persen. Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid meraih presentasi 1,7 persen, dan posisi terakhir diisi oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan presentase 0,6 persen.
Qodari menuturkan, ada sejumlah hal yang dianggap publik paling baik di era pemerintahan Soeharto ketimbang pemerintahan lainnya. Yakni perokonomiqn rakyat dan kehidupan sosial yang baik.
"Ya itu penilaian publik. Bisa dilihat kan sekarang penilaian publik yang menurun adalah sektor perekonomian rakyat dan sosialnya," kata dia.
Survei Indo Barometer dilakukan di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah sampel 1.200 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2.83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Waktu pengumpulan data pada tanggal 15-22 April 2018. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
(mdk/rnd)