PPP akui partai non-Ahok masih utak-atik calon alternatif
PPP akui partai non-Ahok masih utak-atik calon alternatif. Sekjen PPP Asrul Sani mengatakan partai-partai di luar pendukung Ahok-Djarot sedang melakukan simulasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur definitif. PKB, PAN, PKS, Gerindra, dan Demokrat sedang mengatur ulang pasangan calon tadi malam.
Sekjen PPP Asrul Sani mengatakan partai-partai di luar pendukung Ahok-Djarot sedang melakukan simulasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur definitif. Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan PKB, PAN, PKS, Gerindra, dan Demokrat untuk mengatur ulang pasangan calon tadi malam.
"Sampai pagi ini kami masih mensimulasikan pasangan-pasangan. Di samping simulasikan pasangan-pasangan yang ada, tadi malam kami juga tetap berkomunikasi dengan teman-teman Gerindra dan PKS untuk buka kemungkinan susun ulang pasangan yang sudah diusung dideklarasikan Gerindra dan PKS," kata Asrul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9).
Menurutnya, kemungkinan Pilgub DKI akan melibatkan 2 pasangan calon dan akan berlangsung head to head atau satu putaran. Hal tersebut akan terjadi apabila Gerindra dan PKS bergabung ke poros alternatif. Namun, jika Pilgub DKI berjalan dua putaran, pihaknya tetap konsisten tidak akan mendukung pasangan Ahok-Djarot.
"Artinya bisa saja di dalam Pilkada DKI ini yang terjadi head to head. Tapi enggak nutup kemungkinan juga tidak head to head tapi ada 3 pasang tetap dengan komitmen siapapun nanti kalau ada putaran ke-2 akan kami dukung sebagai konsistensi komitmen awal kita enggak dukung petahana," tegasnya.
"Sama besarnya 4 poros ini satukan dengan Gerindra dan PKS sehingga terhadap head to head. Peluangnya sama besarnya untuk 3 atau 2 pasangan. Ada manfaat maslahat dan mudaratnya kalau 2 atau 3 pasang," sambung Asrul.
Ditambahkannya, partai-partai non-Ahok akan kembali berembuk malam nanti untuk memutuskan jagoan yang akan mereka usung. Jika nama kandidat pesaing Ahok telah dikantongi, lanjut Asrul, pihaknya kemungkinan akan mendaftar ke KPU DKI besok.
"Hari ini akan kita finalkan. Kalau mungkin malam nanti, malam nanti. Kalau sebelum malam nanti sebelum jam 12 masih hari ini. Begitu kami finalkan nanti malam, bisa juga besok pagi sekaligus kita siapkan untuk pendaftaran," tandasnya.
Disinggung soal wacana Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Asrul enggan berspekulasi. Dia mengaku nama-nama tokoh potensial, termasuk wacana duet Anies-Sandiaga akan diputuskan dalam rapat nanti malam.
"Segala kemungkinan masih terbuka di mana di dalamnya ada ada Sandiaga, Anies. Masih kami memang sudah sepakat kemarin itu akan kita finalkan nanti malam," pungkasnya.
Baca juga:
Ahok-Djarot kurang 1 berkas, proses verifikasi sampai 29 September
'Ahok masih dianggap baik kepemimpinannya walaupun mulutnya begitu'
Anies mengaku belum putuskan maju di Pilgub, tunggu pimpinan parpol
Harapan Mega di Pilgub DKI: Demokrasi, aman, stabil
Megawati tegaskan soal Bhineka Tunggal Ika usung Ahok-Djarot
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang bertugas sebagai PPDP dalam pemilu? Petugas Pemutakhiran Data Pemilih atau PPDP Pemilu adalah lembaga yang berperan penting dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.