Prabowo-Gibran Kerap Unggul di Survei, Isu Dinasti Politik Dianggap Tak Terlalu Berpengaruh
Gibran yang merupakan Putra Presiden Jokowi maju sebagai pendamping Prabowo bukanlah dalam rangka membangun dinasti politik.
Karakteristik pemilih Prabowo-Gibran cenderung dari pendesaan.
Prabowo-Gibran Kerap Unggul di Survei, Isu Dinasti Politik Dianggap Tak Terlalu Berpengaruh
Hasil survei dari beberapa lembaga survei pada medio November 2023 ini, menunjukkan Capres dan Cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih dalam posisi teratas. Padahal kehadiran Gibran yang merpakan putra Presiden Joko Widodo, dianggap banyak kalangan sebagai dinasti politik.
Pengamat politik Universitas Indonesia Meidi Kosandi mengatakan tingginya hasil survei dari pasangan Capres dan Cawapres, Prabowo-Gibran tidak berpengaruh pada isu politik dinasti.
"Isu dinasti politik terhadap tingginya survei untuk Prabowo-Gibran saya rasa tidak terlalu berpengaruh terhadap dukungan masyarakat," kata Meidi, Selasa (28/11).
Menurut Meidi, para pemilih pasangan Prabowo-Gibran, hampir sebagian besar merupakan pemilih loyal Prabowo pada 2 Pemilu terakhir, sehingga politik dinasti yang menimpa Gibran sebagai pasangan Prabowo tidak terlalu berpengaruh. Hal ini pun sangat jelas terlihat dari berbagai hasil survei dari lembaga survei.
"Saya kira masyarakat yang mendukung memang tidak terpengaruh dengan dinasti politik," ujarnya.
Meidi menjelaskan pada konteks hari ini, dimana Gibran yang merupakan Putra Presiden Jokowi maju sebagai pendamping Prabowo bukanlah dalam rangka membangun dinasti politik. Karena dinasti politik sendiri itu dapat diartikan sebagai upaya dalam memonopoli kekuasaan.
Namun, sambung dia, dalam praktik Pemilu 2024 saat ini bukan upaya untuk mempertahankan kekuasaan politik di tangan dinasti karena melalui proses demokrasi, sehingga lebih cocok disebut dengan Political Clan.
"Jadi tidak terlihat adanya monopoli kekuasaan tapi lebih ke aspirasi keluarganya (jokowi) untuk ikut pemilihan. Jadi, masyarakat tidak terpengaruh dengan isu dinasti politik," ungkapnya.
Dia menambahkan secara teoritis, karakteristik pemilih Prabowo-Gibran cenderung dari pendesaan, dalam hal ini pemilih loyal Prabowo.
Sementara, Generasi Milenial (Gen Z) yang merupakan para pemilih Gibran. Selain itu, pasangan Prabowo-Gibran juga sudah berjanji akan melanjutkan program pemerintah saat ini.
"Pemilih loyal dari pedesaan yang pemilu-pemilu sebelumnya mendukung Prabowo sebagian besar masih setia. Ditambah pula pendukung baru yang setuju dengan kebijakan pemerintah," tambahnya.
merdeka.com
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei soal 90 Hari Menuju Pilpres, yang Meroket dan Yang Terjungkal. Hasilnya, elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi yang tertinggi.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby mengatakan, survei dilakukan pada periode 6-13 November 2023. Kepada 1.200 responden ditanyakan, siapakah dari tiga pasangan capres-cawapres yang bakal dipilih pada Pilpres 2024.
"Dari jawaban yang disampaikan oleh responden kita bisa lihat datanya Prabowo Subianto-Gibran memperoleh dukungan sebesar 40,3 persen ya," kata Adjie secara daring, Senin (20/11/2023).
Kemudian, perolehan itu disusul Ganjar Pranowo-Mahfud Md di angka 28,6 persen. Lalu, ada pasangan capres-cawapres nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan 20,3 persen.
"Jadi jika Pilpres dilaksanakan di saat survei kita kerjakan, maka pasangan Prabowo-Gibran adalah pasangan capres-cawapres dengan elektabilitas tertinggi mencapai 40,3 persen, disusul Ganjar Mahfudz yang kedua 28,6 dan Anis-Cak Imin atau pasangan AMIN di angka 20,3 persen," jelas Adjie.
Meski begitu, lanjut Adjie dari total responden penelitian 10,8 persennya belum menentukan pilihan atau tidak menjawab.