Prabowo kalah dari Jokowi dalam survei SMRC, PKS duga ada penggiringan opini
SMRC melakukan survei pada 7-14 September. Menurut Suhud, terlalu prematur untuk menjelaskan realitas karena belum ada penetapan capres-cawapres.
Survei SMRC memenangkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dengan angka telak di 60,4 persen, dibandingkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga. Badan Pemenangan Nasional Koalisi Indonesia Adil Makmur, menyebut sigi itu seolah dipaksakan untuk penggiringan opini.
"Terkesan ada upaya penggiringan opini publik yang dipaksakan melalui kegiatan survei," ujar Jubir Prabowo-Sandiaga Suhud Alynudin kepada wartawan, Senin (8/10).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
Politisi PKS itu tetap menghargai survei sebagai kerja ilmiah. Meski harus ada beberapa penjelasan yang jujur soal survei.
SMRC melakukan survei pada 7-14 September. Menurut Suhud, terlalu prematur untuk menjelaskan realitas karena belum ada penetapan capres-cawapres.
"Ingat, selisih saat Pemilu 2014 lalu hanya 6 persen. Hasil survei selisih hingga 20 persen. Bagaimana menjelaskannya? Apalagi di saat kinerja pemerintah kurang baik dalam mengatasi masalah ekonomi," jelas Suhud.
Dia mengungkit bagaimana survei di Amerika Serikat transparan siapa yang mendanai. Namun, Suhud tak mau menuding siapa yang menyuntik dana kepada SMRC.
"Di Amerika Serikat di mana ada transparansi dari lembaga-lembaga survei terkait pendanaan dan lain-lain. Jadi, biar masyarakat yang menilai saja. Masyarakat kita sudah cerdas," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Koalisi Indonesia Kerja, Hasto Kristiyanto menilai elektabilitas itu dapat tercapai karena kampanye Jokowi-Ma'ruf berdasarkan kinerja dan program, serta memajukan kesantunan publik, yang dapat diterima rakyat.
"Elektabilitas tinggi kami syukuri sebagai energi positif, pemacu semangat untuk lebih masif lagi turun ke daerah dan memenangkan hati rakyat untuk Jokowi-Kiai Maruf Amin," kata Hasto
Sebelumnya, Hasil Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang elektabilitas calon presiden yang dilakukan September 2018, menyebutkan 60,4 persen warga akan memilih Jokowi apabila pemilu dilaksanakan sekarang.
"Dengan mewawancarai 1.220 responden secara random di seluruh Indonesia, survei menunjukkan 60,4 persen akan memilih Jokowi sebagai presiden, sementara yang memilih Prabowo hanya 29,8 persen," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.
Djayadi mengatakan, berdasar hasil survei tersebut peluang Jokowi untuk terpilih kembali pada Pilpres 2019 semakin menguat. "Jarak perolehan suara antara Jokowi dan Prabowo melebar," katanya.
Dibandingkan survei Mei 2018, suara dukungan Jokowi naik 3 persen yakni dari 57 persen menjadi 60 persen, sedangkan Prabowo turun dari 33,2 persen menjadi 29,4 persen.
Baca juga:
Takut dipolitisasi, Sandiaga ogah jenguk Ratna Sarumpaet
Prabowo-Sandiaga rajin ke pesantren, Cak Imin yakin ulama se-Jawa dukung Ma'ruf
Sering mati lampu, Sandiaga sebut pemerintah belum optimalkan energi terbarukan
Sandiaga ungkap kekagumannya pada sosok Ma'ruf Amin
Cak Imin sebut kompetensi Ma'ruf Amin sebagai ekonom bakal lebih di-explore