Prabowo minta Pemilu ulang, ini tanggapan kubu Jokowi
Banyak tanggapan miring langsung dilontarkan kubu Jokowi-Jusuf Kalla.
Calon presiden Prabowo Subianto meminta agar Pemilu presiden diulang. Menurutnya, banyak kecurangan selama perhelatan ini digelar.
Pernyataan mantan Danjen Kopassus itu pun langsung mendapat banyak reaksi dari berbagai pihak. Tidak hanya dari internalnya, kubu Jokowi-Jusuf Kalla juga menanggapi pernyataan Prabowo.
Berbagai tanggapan miring pun langsung dilontarkan kubu pasangan capres-cawapres nomor urut dua itu. Tak sedikit dari mereka yang menyebut ucapan Prabowo sebagai tanda kekalahan.
Berikut beberapa pernyataan kubu Jokowi-Jusuf Kalla soal permintaan Prabowo yang inginkan Pemilu presiden diulang:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Bagaimana Prabowo disambut di Pondok Pesantren Cipasung? Prabowo dan rombongan mendapat sambutan yang meriah dari pengasuh dan pimpinan ponpes, serta santriwan dan santriwanti.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
Prabowo tidak siap kalah
Politikus Demokrat Ruhut Sitompul menilai tidak seharusnya calon presiden Prabowo Subianto meminta agar pemilihan umum presiden ditunda. Permintaan itu justru memberi kesan capres nomor urut satu itu kalah dari Jokowi.
"Biasanya kalau meminta ditunda jangan-jangan enggak siap kalah," ujar Ruhut saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (19/7) malam.
Ruhut menilai proses pemungutan suara sudah berjalan baik. Dia juga menyarankan agar semua pihak sabar menunggu hasil rekapitulasi KPU 22 Juli nanti.
"Kita patuh saja dengan KPU dan Bawaslu karena pesta demokrasi mereka tuan rumahnya, kita hanya peserta jadi kita hormati tuan rumah," tuturnya.
Kubu Jokowi-JK merasa sering dicurangi
Calon presiden dengan nomor urut satu Prabowo Subianto meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pemilihan suara ulang. Anggota tim pemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) Marwan Jafar menegaskan pemilu tidak perlu diulang.
Marwan mengungkapkan, Pihak Jokowi yang selama ini sering mendapatkan laporan kecurangan, tidak pernah meminta Pilpres diulang. Karena pada tanggal 9 Juli lalu, seluruh rakyat Indonesia telah memberikan hak suaranya.
"Ya pemilu sudah selesai. Sudah legitimit partisipasi rakyat sudah selesai. Kalau kecurangan itu siapa? Yang banyak pihak Jokowi yang sering dicurangi saja nggak pernah minta pemilu ulang," jelasnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (19/7).
Menutunya, jika memang ada kecurangan, Pilpres ulang bukan menjadi jawaban. Sebab selama ini sudah ada mekanisme yang diberikan dimiliki KPU, dengan rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Karena saat ini sudah ada 80 persen suara yang terkumpul di KPU.
"Ya pemilu sudah selesai, sudah legitimit partisipasi rakyat sudah. 80 persen suara sudah sangat legitimit," tegas Marwan
Permintaan Prabowo tak masuk akal
Anggota tim pemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) Marwan Jafar mengatakan, pernyataan meminta rekapitulasi suara ditunda dapat diartikan kemenangan untuk Jokowi-JK. Sebab penundaan itu sangat tidak mungkin untuk dilakukan.
"Nggak masuk akal. Kalau minta ditunda artinya bahwa sudah mengakui kemenangan Jokowi-JK," jelasnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (18/7)
Marwan tidak ingin menduga-duga mengenai apa tujuan kubu Prabowo-Hatta meminta rekapitulasi suara ditunda selama satu bulan. Karena baginya, inti adanya permintaan penundaan tersebut telah menunjukkan pasangan Jokowi-JK menang dalam Pilpres 2014.
"Ya kita tidak usah berbicara itu (niat mereka), tapi secara tidak langsung Jokowi-JK sudah menang," tutupnya.
Prabowo lebih baik lihat hasil KPU
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Jusuf Kalla Saleh Husin mengatakan tidak perlu adanya penundaan pengumuman hasil rekapitulasi Pilpres 2014 yang telah dijadwalkan pada tanggal 22 Juli 2014. Menurut dia, saat ini lebih baik kedua capres menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Menurut kami, tidak perlu ditunda. Saat ini kita lebih baik menunggu hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU), ikuti mekanisme tanggal yang sudah ditetapkan," ujar Saleh di Gedung DPP Partai Hanura Jalan Tanjung Karang, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7).
Saleh menegaskan, bila ada pihak yang ingin mengajukan keberatan terkait temuan kecurangan Pilpres sebaiknya lapor ke Mahkamah Konstitusi (MK) usai pengumuman resmi di KPU. Sebab, MK akan langsung membuka pendaftaran selama 3x24 jam bagi siapapun yang ingin mengajukan sengketa Pilpres.
"Karena sudah ada aturannya jika nanti ada keberatan terkait hasil Pilpres 2014," ujarnya.
Jokowi minta Prabowo jangan tunda
Calon presiden Joko Widodo menentang permintaan kubu Prabowo agar pengumuman rekapitulasi KPU 22 Juli ditunda. Menurutnya, proses pilpres sudah berjalan sesuai dengan aturan.
"Saya kita ndak perlu ditunda lagi. Wong sudah selesai ditunda, untuk apa itu?" ujar Jokowi sambil tersenyum di salah satu rumah makan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7).
Mengenai pernyataan Prabowo pemilihan ulang di 5.800 TPS, Jokowi mengaku tidak tahu. Dia juga menyerahkan sepenuhnya ke KPU dan Bawaslu.
"Hehehehe, enggak tahu itu, saya nggak tahu," kata Jokowi.