Pramono Edhie: Menang lomba menembak dunia, TNI dituduh curang
Alasan itu membuat Pramono bercita-cita tingkatkan industri strategis jika terpilih jadi presiden.
Bidang industri strategis utamanya bidang dirgantara dan alat utama sistem persenjataan lokal nampaknya sampai saat ini belum sampai pada fase yang diharapkan. Padahal, sejak Indonesia merdeka, Presiden Soekarno sudah membangun berbagai industri itu buat menopang bangsa.
Namun, peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo , berjanji bakal membangkitkan industri strategis macam dirgantara. Dia mengaku sejak lama berniat menggenjot industri strategis itu.
"Saya waktu masih Komandan Jenderal saja sudah niat (bangkitkan industri dirgantara), apalagi nanti kalau jadi presiden. Kita lihat, semua industri yang bisa kita bangkitkan, kita hidupkan," kata Pramono kepada awak media di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2).
Menurut Pramono, alangkah tidak adil jika masyarakat selalu membandingkan kualitas produk lokal dengan impor. Dia mengatakan yakin barang buatan dalam negeri pada suatu saat akan setara kualitasnya dengan produk impor asal diberi kesempatan berkembang dan bersaing.
"Memang belum sempurna, makanya beri ruang. Kalau kurang baik dikoreksi, disempurnakan. Jangan mencaci maki produk dalam negeri. Karena ini baru lahir, yang lain sudah lari," ujar Pramono.
Pramono mencontohkan, banyak negara iri dengan senapan SS-1 dan SS-2 buatan PT Pindad yang kerap dipakai oleh tentara Indonesia. Menurut dia, produk itu lahir lantaran keadaan sulit karena Indonesia dilarang (embargo) membeli senjata dari luar saat itu. Tetapi, dari kesulitan justru lahir produk yang bisa diandalkan, bahkan kerap menyabet gelar juara di pertandingan menembak antarnegara.
"Negara lain iri karena katanya kita curang. Senapannya diutak-atik sesuai kebutuhan penembak. Menurut saya wajar dong, kan bikin sendiri. Kalau mau, ya beli," sambung Pramono.
Meski demikian, Pramono mengingatkan supaya pembenahan kualitas produk industri strategis benar-benar diperbaiki. Salah satu kiatnya, lanjut dia, adalah jujur.
"Tapi enggak boleh korupsi, enggak boleh bohong. Jangan menurunkan kualitas," ucap Pramono.