Priyo Budi Santoso: Langgengkan Cebong-Kadrun Sama Saja Biarkan Api dalam Sekam
Pendiri Pridem Institute Priyo Budi Santoso meminta, para begawan politik mencegah terulangnya disintegrasi cebong-kadrun di Pilpres 2019. Menurut dia, sikap kenegarawanan Ketum NasDem, Surya Paloh bisa menginspirasi para tokoh bangsa lainnya.
Pendiri Pridem Institute Priyo Budi Santoso meminta, para begawan politik mencegah terulangnya disintegrasi cebong-kadrun di Pilpres 2019. Menurut dia, sikap kenegarawanan Ketum NasDem, Surya Paloh bisa menginspirasi para tokoh bangsa lainnya.
Priyo mengatakan, bangsa ini memiliki pekerjaan rumah (PR) besar dalam menghadapi potensi perpecahan bangsa dan gesekan sosial. Dalam kondisi bangsa seperti ini, tidak heran jika publik tersentak atas pidato orasi tokoh nasional Surya Paloh, saat menerima gelar kehormatan Doktor (HC) di Universitas Brawijaya Malang itu.
-
Bagaimana Pemilu 2024 diatur? Pelaksanaan Pemilu ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024. Regulasi ini diteken KPU RI Hasyim Asyari di Jakarta, 9 Juni 2022.
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu 2024? Pemilu merupakan wadah bagi rakyat untuk menjalankan demokrasi demi mempertahankan kedaulatan negara.
-
Apa saja yang menjadi tahapan pemilu 2024? Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang apa saja tahapan pemilu 2024, berikut jadwal serta alurnya. Simak ulasannya sebagai berikut. Tahapan Pemilu 2024 Dikutip dari laman KPU mereka merilis informasi tentang tahapan yang akan dilalui di pemilu 2024.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pada pemilu kali ini, masyarakat Indonesia akan memilih para wakil rakyat, yaitu yang akan duduk sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Presiden serta Wakil Presiden.
"Saya menyampaikan salut dan hormat atas pidato orasi Abangda Surya Paloh yang hebat dan inspiratif tentang warning bahayanya perpecahan bangsa," ungkap Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 tersebut, dalam siaran persnya, Senin (1/8).
Surya Paloh, menurutnya, sedang membangunkan pikiran berpolitik yang selama ini tertidur dari iklim politik 'ora mikir' dan 'telat mikir' yang abai terhadap bahaya perpecahan. Kata Priyo, orasi tingkat begawan politik ini disampaikan pada waktu dan momentum yang tepat, yaitu saat mau memasuki tahun politik pilpres dan pileg.
Diungkapkannya, fenomena Cebong vs Kadrun terbukti menjadi pelatuk yang mempertajam polarisasi masyarakat. Pertengkaran (sektarian) yang terus dipelihara adalah diskursus yang tidak mencerdaskan, bahkan makin menambah luka sosial yang destruktif.
"Ini harus segera disudahi, segera tutup buku dan tamat riwayat sebelum memasuki tahun politik 2024. Kesengajaan melanggengkan Buzzer-Cebong-Kadrun sama saja membiarkan api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar tatanan sosial bangsa,” papar politikus senior ini.
Politik identitas, lanjut Priyo, sebenarnya lumrah dalam politik dan demokrasi. Identitas merupakan trademark dan ciri khas perjuangan suatu kelompok politik. Ini given dalam politik.
"Sejarah perpolitikan kita (pemilu 1955) bahkan pernah mengalami ragam politik identitas yang sangat berwarna," kata Priyo.
Politik identitas nasionalis, komunis, agamis (partai Islam, Kristen, Katolik) tampil mengemuka. Namun, lanjut dia, Pemilu 1955 justru menjadi pemilu yang paling orisinil dan demokratis.
"Kuncinya ternyata para tokoh politik zaman itu berdinamika dalam tradisi dan koridor moralitas politik yang wisdom,” ungkap Priyo.
Orasi Surya Paloh, menurut Priyo, adalah orasi pencerahan bangsa. Ia mengajak dan menunggu pikiran-pikiran dari para begawan dan tokoh-tokoh bangsa seperti Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan para Ketua Umum partai politik ternama, seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, AHY, Syaikhu, Zulkifli Hasan, maupun Suharso Monoarfa.
"Tokoh-tokoh yang saya sebutkan di atas nantinya menjadi penentu lahirnya blok koalisi partai politik dalam pencalonan presiden mendatang," papar Priyo.
Dijelaskannya, dengan sudah ditolaknya uji materi ambang batas pencalonan presiden, maka merekalah harapan agar pilpres mendatang tidak lagi hanya melahirkan dua blok besar yang langsung berhadap-hadapan.
"Kita tentu berharap kondisi seperti Pemilu 2019 tidak boleh terulang lagi. Jangan sampai politik menjadi bensin yang meletupkan perpecahan bangsa,” ungkap Priyo.
(mdk/rnd)