Profil Tiga ‘Orang Jokowi’ yang Masuk Kabinet Prabowo
Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah calon menteri ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Senin (14/10).
Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah calon menteri ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Senin (14/10).
Menariknya, ada tiga orang dekat Presiden Jokowi yang masuk dalam rombongan calon menteri yang dipanggil Prabowo. Mereka adalah mantan Politikus PDIP, Maruarar Sirait. Kini dia berkiprah di Gerindra.
Lalu, ada mantan Kapolri yang juga Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Kemudian, ada mantan Rektor UGM Pratikno yang saat ini menjadi Mensesneg selama sepuluh tahun terakhir mendampingi Jokowi.
Maruarar Sirait
Siapa tak kenal Maruarar. Dia nyaris menjadi menteri Jokowi di periode pertama. Namun, batal karena PDIP yang menaunginya saat itu menolak Jokowi melantik Maruarar.
Hubungan Maruarar dan PDIP memanas. Namun hubungannya dengan Jokowi semakin baik. Bahkan, kini Maruarar berkiprah di Gerindra. Lalu, menjadi calon menteri Prabowo.
Maruarar lahir di Medan, 23 Desember 1969, pria yang akrab disapa Ara ini memulai kariernya sebagai Manager KKBM Unpar Bandung. Saat duduk di bangku kuliah, ayah dari dua anak ini aktif di organisasi kemahasiswaan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Melalui organisasi kampus tersebut, Ara banyak belajar mengenai dunia politik yang sarat akan negosiasi dan diskusi. Tak hanya melalui GMKI cabang Bandung, Ara juga bergabung dengan Resimen Mahasiswa Unpar yang kemudian menjebloskannya dalam partai politik PDIP sejak tahun 1999.
Maruarar mengaku, dirinya meninggalkan PDIP karena mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo.
Namun ia tak memerinci apakah alasan itu terkait dengan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu, atau hal lain saat itu.
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia," tutur Ara.
Tito Karnavian
Tito adalah Mendagri era Presiden Jokowi selama lima tahun. Sebelum jadi Mendagri, Jokowi menunjuk Tito sebagai Kapolri selama tiga tahun.
Tito Karnavian lahir di Palembang, memiliki darah campuran Jawa dan Sumatera. Ayah Tito bernama Drs. Achmad Saleh terlahir dari Bapaknya bernama Saleh Mualim arek Surabaya, yang pernah tinggal di Jalan Wonorejo.
Semasa muda Kakek Tito pernah nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang Jawa Timur dan menjadi murid pendiri NU Hadratusyech KH Hasyim Asy'ari.
Keluarga besar dari garis Ayah Tito yang di Surabaya kini banyak tinggal dan menetap di Kota Malang Jawa Timur. Dari Surabaya, Saleh Mualim merantau ke Sumatera Selatan dan menikah dengan istrinya yang berasal dari Suku Lahat Sumsel dan melahirkan Achmad Saleh.
Ayah Tito, Achmad Saleh menikah dengan Kordiah yang berasal dari suku Ogan/Baturaja Sumsel. Keduanya dikaruniai tiga anak anak kandung: Prof. Dr. Diah Natalisa, Jenderal Pol (P) Prof Muhammad Tito Karnavian, PhD dan Dr. dr. Iwan Dakota, Spesialis Jantung.
Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan AKABRI pada tahun 1987 karena gratis dan tidak ingin membebankan biaya orang tuanya.
Tahun 1993, Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditempuh di Sekolah Xaverius, kemudian sekolah menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Palembang.
Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Keempatnya lulus, tapi yang dipilih adalah AKABRI, terutama Akademi Kepolisian.
Pratikno
Pratikno dipercaya sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) oleh Jokowi selama sepuluh tahun.
Posisinya tak tergantikan yang selalu mendampingi presiden dua periode.
Prof. Dr. Pratikno, lahir 13 Februari 1962. Merupakan seorang akademisi yang menjabat Menteri Sekretaris Negara sejak 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019 dan 23 Oktober 2019 hingga 2024.
Sebelumnya ia merupakan Rektor Universitas Gadjah Mada. Ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Pada Pilpres 2009 silam, ia mendapat kepercayaan KPU untuk menjadi salah satu pemandu debat calon presiden.