Pujian Jokowi ke Airlangga Bisa Jadi Makna Sebaliknya
Pujian Jokowi ke Airlangga Bisa Jadi Makna Sebaliknya. "Bahkan memberikan pesan sebaliknya bahwa Pak Airlangga sudah kehilangan dukungan Pak Jokowi," kata dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyakini Partai Golkar terus melejit di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Dia pun menilai Airlangga sukses memimpin Golkar.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, pujian Presiden Jokowi terhadap Airlangga bisa jadi merupakan ungkapan majas atau politik pasemon. Jadi, kata dia, tidak bisa disimpulkan bahwa pujian Jokowi tersebut adalah sinyal Airlangga menjadi ketua umum Golkar lagi dalam munas mendatang.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
"Bisa saja pujian, tetapi bisa juga kita maknai dengan pesan yang lain. Dalam komunikasi politik kan ada pesan politik dan makna politik. Apa yang disampaikan bisa punya efek yang berbeda-beda," kata Pangi di Jakarta, Kamis (7/11).
Dinilai Malah Kehilangan Dukungan
Apalagi, kata dia, Jokowi kadang-kadang banyak menggunakan bahasa Jawa dengan pola majas bahasa politik pasemon, bersayap-sayap, banyak sindiran, dan makna yang sulit dibaca.
"Bahkan memberikan pesan sebaliknya bahwa Pak Airlangga sudah kehilangan dukungan Pak Jokowi," kata dia.
"Dalam politik yang seperti itu, orang yang dipuji, yang dipangku, justru yang dimatikan politiknya oleh Pak Jokowi. Jadi semua kemungkinan, apalagi kalau kita bicara majas atau diksi yang bisa memunculkan banyak pesan dan makna yang tersembunyi di balik pujian tersebut," katanya.
(mdk/eko)