Sakit Hati Rahayu Saraswati Dilarang Baca Doa di Sidang Paripurna MPR
Anggota Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan kekecewaannya karena batal bertugas membaca doa saat sidang paripurna akhir masa jabatan MPR RI 2019-2020. Dia tak diperbolehkan membaca doa oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan alasan karena dia perempuan.
Anggota Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan kekecewaannya karena batal bertugas membaca doa saat sidang paripurna akhir masa jabatan MPR RI 2019-2020. Dia tak diperbolehkan membaca doa oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan alasan karena dia perempuan.
Melalui keterangan tertulisnya, Sara menceritakan pada Kamis (26/9), dia mendapatkan kabar dari pimpinan Fraksi MPR Partai Gerindra bahwa dia diberikan tugas untuk membacakan doa di sidang paripurna. Mendapat tugas itu dia mengaku kaget dan sangat gugup bahkan sampai badannya gemetar.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar Pranowo? "Ada bajak laut," kata nelayan.Berdasarkan pengakuannya, nelayan itu menyetor mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta setiap minggunya. "Orang biasa seperti saya, cuma baik keamanannya kalau ada masalah," ujar nelayan.
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dibahas di Rapimnas Gerindra? Dia menjelaskan, dalam Rapimnas akan membahas hal-hal penting yang menjadi sikap politik Partai Gerindra, kemudian akan diumumkan pada saat penutupan Rapimnas.
-
Bagaimana reaksi Gerindra terhadap poster susunan kabinet Prabowo-Gibran? Wakil Ketua (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menyebut poster tersebut sebagai karangan yang kreatif.
"Karena tekanan yang luar biasa menyadari bahwa ini artinya akan adanya perempuan pertama dan non-Muslim pertama yang akan membacakan doa di sidang terhormat ini," jelasnya melalui siaran pers, Jumat (27/9).
Dia pun mengaku kagum dengan pimpinan Fraksi MPR Gerindra, Elnino M. Husein Mohi, yang berani mengusulkan dirinya kepada para pimpinan MPR lainnya untuk tugas baca doa ini dan akhirnya disepakati dan didukung penuh. Hal itu menurutnya cermin keadilan sosial dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sudah Tulis Doa
Dia kemudian menuliskan doa yang akan dia panjatkan dalam forum resmi tersebut sampai dini hari. Dalam doanya dia ingin menggambarkan harapan para wakil rakyat untuk Indonesia ke depan, yang berfokus pada empat konsensus dasar negara: Pancasila, NKRI, UUD NRI 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Pagi hari setiba saya di ruang rapat, saya didatangi oleh ketua dan sekretaris fraksi yang memberikan kabar kalau Ketua MPR yang terhormat melayangkan keberatan. Saya ajukan jika beliau keberatan karena saya perempuan, silakan anggota legislatif laki-laki Kristiani yang lain yang bacakan doa yang sudah saya tuliskan. Namun dengan demikian pun, akhir kabar, doa dihapus dari rundown acara. Doa yang menjadi bagian resmi dari sidang MPR RI," ungkapnya.
"Begitu kagetnya dan sakit hatinya saya atas perlakuan ini dan kenyataan di forum lembaga tertinggi negara ini, di mana merupakan tugas kita sebagai benteng pertahanan persatuan bangsa ini, untuk membumikan empat konsensus dasar negara, justru perwakilan perempuan dan non-Muslim tidak diberikan ruang untuk membacakan doa untuk bangsa dan negara yang kita cintai ini," lanjutnya.
Saat lagu Indonesia Raya berkumandang saat pembukaan, Sara mengaku menangis. Dia dan Anggota Fraksi Gerindra lainnya memutuskan walk out.
"Setelah saya jelaskan di medsos group Fraksi, para pimpinan mendukung sikap saya, dan dimulai dari Bapak Sufmi Dasco dan Bapak Heri Gunawan, lalu saya, kami jalan keluar sebagai sikap kami pada pemikiran pimpinan sidang. Air mata tak kunjung berhenti dengan setiap langkah yang saya ambil berjalan keluar dari sidang penutup masa jabatan saya sebagai Anggota MPR RI. Pertanyaan saya kepada Bapak Zulkifli Hasan yang saya hormati, apakah yang bermasalah karena saya perempuan? Atau karena saya non-Muslim?" pungkasnya.
(mdk/rnd)