Reshuffle jilid pertama dinilai berhasil, bagaimana yang kedua?
"Kalau reshuffle jilid pertama itu diistilahkan reshuffle Menko, jadi lebih ke aspek koordinasi, dibandingkan teknis."
Direktur Eksekutif IndoBarometer, Mohamad Qodari menilai reshuffle jilid pertama yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Kabinet Kerja dinilai berhasil. Beberapa menteri yang menggantikan posisi yang dicopot Jokowi sudah cukup bagus ketimbang sebelumnya.
"Kalau reshuffle jilid pertama itu saya istilahkan reshuffle Menko, jadi lebih ke aspek koordinasi, dibandingkan teknis," jelas Qodari usai mengisi diskusi dengan topik 'Partai Dakwah Sedang Berbenah' di Jalan Gereja Teresia nomor 14, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11).
Dia menyebutkan beberapa menteri yang kinerjanya lebih bagus dari menteri sebelumnya yaitu Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan yang menggantikan Tedjo Edhi Purdjiatno serta Menko Perekonomian Darmin Nasution yang menggantikan Sofyan Djalil.
"Darwin lebih otoritatif dibandingkan dengan Sofyan Djalil, Luhut lebih otoritatif dibandingkan Tedjo, jadi ini relatif berhasil," tutur Qodari.
Qodari menambahkan, tantangan yang kini dihadapi Jokowi adalah meningkatkan kinerja para menteri yang kinerjanya masih bersifat teknis. Presiden, lanjut dia harus punya menteri teknis yang kompeten, dan bisa dipercaya.
"Hanya dua kriteria itulah pemerintahan bisa berjalan," tegas Qodari.
Meski dinilai berhasil, Qodari membandingkan perombakan kabinet di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih terkendali ketimbang di era pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.
"Zaman SBY lebih relatif terkendali dan terprediksi karena memang dia otoritasnya penuh, dia presiden juga ketua partai (Demokrat)," ungkap Qodari.
Di era Jokowi, pemerintahan dan reshuffle kabinet terlihat lebih dinamis. Hal ini terjadi lantaran banyaknya kompromi antara Jokowi sebagai presiden dengan partai-partai pendukungnya.
"Karena dia presiden tetapi dia bukan ketua partai, sehingga tarik menarik bukan hanya dirinya dengan oposisi tapi juga presiden dengan partai pendukungnya," terang Qodari.
Tidak hanya itu, persoalan yang harus dihadapi Jokowi dianggap lebih kompleks dibanding yang dialami SBY dalam masa kepemimpinannya. Hal itu ikut mempengaruhi keputusan Jokowi sekaligus menjadi tantangan besar di negara ini.
"Jadi kalo SBY dulu berhadapan cuma dengan satu pihak, kalo sekarang ini dengan dua pihak dalam dan luar jadi dinamikanya lebih intens, sehingga pengambilan keputusannya lebih sulit dan ini jadi tantangan Jokowi di mana presiden tak boleh berkompromi," tutup Qodari.
Baca juga:
Fadli Zon: Mudah-mudahan Jokowi tak keluarkan Kartu Indonesia Sabar
Hasil reshuffle kabinet Jokowi jilid I dinilai tak nendang
Politikus PKB: PAN cukup 1 menteri sajalah, jangan banyak-banyak
PKS minta Jokowi tak jadikan reshuffle momen bermain kekuasaan
Reshuffle, ICW minta Jokowi ganti Jaksa Agung dan Menkum HAM
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).