Said Aqil masih berpotensi jadi Cawapres Jokowi
Meski demikian, menurut Pangi, Said Aqil memiliki kelemahan yakni elektabilitas yang rendah. Namun juga memiliki kelebihan yaitu dapat menutup isu politik identitas dengan latar belakang tokoh agama.
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj potensial mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019. Dia melihat pada Pilpres 2004 lalu, di mana Megawati Soekarnoputri pernah berduet dengan mantan ketua PBNU Hasyim Musadi.
"Kalau Pak Said Aqil kan memang tetap punya kans peluang juga, pertama beliau punya modal di NU ya, dulu kan Bu Mega juga pernah mengangkat Kyai Haji almarhum Hasyim Musadi jadi Cawapres Bu Mega, nah sekarang apakah itu akan di ulangi lagi Jokowi Said Aqil? Itu pertama beliau tetap ada peluang pertama karena basis grass root itu modal," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (18/7) malam.
-
Mengapa Budi Arie menilai Jokowi pantas menjadi Wantimpres? Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun."Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63," kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Apa yang dikatakan Budi Arie tentang peluang Jokowi menjadi Wantimpres? Budi Arie tak setuju kalau Jokowi dianggap hanya sebatas punya peluang untuk menjadi Wantimpres Prabowo-Gibran di kabinet baru nanti. Dia menyebut, Jokowi sudah layak untuk menjadi bagian dari Wantimpres. "Jangan peluang dong, kalian memangnya... Ya, pokoknya ini kan semua jalan politik persatuan untuk kemajuan," jelas dia.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
Meski demikian, menurut Pangi, Said Aqil memiliki kelemahan yakni elektabilitas yang rendah. Namun juga memiliki kelebihan yaitu dapat menutup isu politik identitas dengan latar belakang tokoh agama.
"Kelebihan beliau yang kedua adalah beliau mungkin bisa di anggap merepresentasi terhadap ulama dan itu perlu untuk menutupi kelemahan Jokowi untuk meng-counter isu isu menguatnya politik identitas, agama dan etnis," jelasnya.
Direktur Eksekutif Vokpol Center Research dan Consulting ini menuturkan, kader NU juga bisa solid bila Said Aqil dipilih Jokowi. Sebab, NU sudah ada yang terwakili terlepas dari figur yang lain.
"Sebenarnya kalau disebut dengan voting itu, itu sebetulnya kalau memang satu calon dari NU akan bisa solid, baik Mahfud mau pun yang lain akan solid, Said Aqil karena ada tokoh-tokoh NU, yang walaupun beliau tidak bisa membawa Muhammadiyah karena gerbong beda, tapi grasroot NU itu paling tidak beliau bisa ambil kalau harus memilih, karena Mahfud MD kan juga NU, artinya sangat bagus sebenarnya," paparnya.
Lebih lanjut, Said Aqil bisa mudah jadi pendamping Jokowi jika mendapat restu dari Megawati walaupun sinyal Megawati mendukung Said Aqil belum terlihat.
"Intinya begini kalau beliau diterima mungkin diterima ya, diterima oleh Pak Jokowi nah cuma beliau kan harus meyakinkan partai koalisi pengusung ini, nah restu penting, pertama adalah restu Megawati, kalau restu Megawati dia dapatkan positif itu, tapi kalau Bu Mega belum kelihatan sinyalnya," tandasnya.
Diketahui, dalam survei cawapres Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) nama Said Aqil masuk posisi teratas bersama Mahfud MD dan Sri Mulyani. Survei itu memiliki responden elite, pembuat opini atau opinion leader dan media massa pemilih nasional. Penilaian survei berdasarkan penilaian kapabilitas, integritas, empati, akseptabilitas, kontinuitas.
Mahfud MD di posisi pertama (7,2), Sri Mulyani di posisi kedua (7), Said Aqil menempati posisi ketiga dengan skor 6,3, lalu Airlangga Hartarto di posisi keempat (6,1) dan Zainul Majdi (6,1).
Said Aqil pun mengatakan sampai saat ini belum ada partai politik yang berusaha meminang dirinya jadi cawapres. "Belum. Belum ada," kata Said Aqil ditemui usai acara Halal Bihalal PP Muslimat NU di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (8/7).
Dia juga menampik jika PBNU telah memberikan dukungan terhadap Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres Jokowi. Dia menyebut hal itu untuk mendoakan saja.
"Sebenarnya bukan dukung. Bukan. Cak Imin datang. Kita merestui dan mendoakan saja bahasanya. Mendoakan berhasil," ucapnya.
Baca juga:
Susi Pudjiastuti mengaku tak pernah berniat jadi cawapres Jokowi
Airlangga hargai keinginan JK jika ingin dampingi Jokowi di 2019
Sekjen Demokrat: TGB masih kader partai, tak ada sanksi
Jokowi akan pilih salah satu nama dari 10 cawapres ini
Sibuk urus Caleg, koalisi Jokowi belum sempat rapat bahas Cawapres