Said Aqil tegaskan NU netral di Pilgub Jatim 2018
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, bahwa NU akan bersikap netral di Pilgub Jawa Timur 2018. Sebab, di hajatan lima tahunan itu, diprediksi akan ada dua kader terbaik NU yang akan bertarung.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, bahwa NU akan bersikap netral di Pilgub Jawa Timur 2018. Sebab, di hajatan lima tahunan itu, diprediksi akan ada dua kader terbaik NU yang akan bertarung. Yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Asumsi itu, jika Menteri Sosial dan juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut benar-benar memutuskan akan maju. Namun hingga saat ini, Khofifah belum sekalipun mendeclare akan melawan Gus Ipul di Pilgub Jawa Timur. Seandainya itu terjadi, NU diprediksi bakal pecah. Sebab, mereka sama-sama mendapat dukungan dari para kiai.
Di kubu Gus Ipul, selain didukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), juga disokong oleh 21 kiai NU struktural, salah satunya Wakil Rais Aam, KH Miftahul Ahkyar.
Sementara di kubu Khofifah, ada pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), KH Asep Saifuddin Chalim (pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto), serta beberapa kiai, termasuk ulama dari Madura.
"Sikap NU itu mana yang menang, ya itu NU," tegas Kiai Said usai menjadi narasumber di acara Bincang Museum bertema: Demokrasi yang Pancasilais di gedung House of Sampoerna Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/8) petang.
Munculnya dukungan dari para kiai, baik dukungan untuk Khofifah maupun Gus Ipul, ditegaskan Kiai Said, kalau itu menunjukkan bahwa kader NU cukup diperhitungkan di Pilkada Jawa Timur. "Itu artinya, siapapun yang menang, ya itu NU," tegas dia lagi.
Untuk menyiasati agar NU tidak pecah, Kiai Said mengaku, pihaknya akan menginstruksikan kepada seluruh anggota Ansor untuk tetap bersikap netral. "Banser juga harus netral. Yang tidak berpolitik, sebenarnya harus netral. Apalagi dua calon, NU semua. Yang menang harus menghormati yang kalah, dan yang kalah juga begitu," imbaunya.
Pun begitu dengan PBNU. Kiai Said menyatakan kalau pihaknya juga tetap netral alias tak terlibat dukung-mendukung. "Enggak.. enggak.. enggak (tidak mendukung salah satu calon). Kita harapkan semua, masyarakat Jatim, khususnya warga NU, melaksanakan, meyukseskan Pilkada dengan baik."
"Tidak ada sama sekali (dukung-mendukung). Netral kita. Dua-duanya NU semua, dua-duanya kader NU semua. Prinsipnya, kalau PP (pengurus pusat) ngak (dukung-mendukung). Prinsipnya kalau PP tetap netral. Dan ketua NU-nya (PWNU Jatim) secara resmi netral," sambungnya.
Kiai asal Cirebon, Jawa Barat ini juga menegaskan, kiai-kiai yang pada Mei lalu meminta PKB mendukung Gus Ipul, agar tetap bersikap netral di Pilgub Jawa Timur. "Kiai Mutawakil (ketua PWNU Jatim) dan Kiai Miftah (KH Miftahul Akhyar) netral," pintanya.
Sekadar catatan, pada 19 Mei 2017 lalu, KH Miftahul Akhyar merupakan salah satu dari 21 kiai yang ikut tanda tangan agar PKB mendukung Gus Ipul.
Beberapa kiai itu antara lain: pengasuh Ponpes Al Amien, Ngasinan, Kediri; KH Zainuddin Jazuli (Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri); KH Anwar Mansyur (PP Lirboyo Kediri), KH Nurul Huda Jazuli (Ponpes Ploso Mojo Kediri); dan KH Miftahul Akhyar (PP Miftahussunnah Surabaya); serta 16 kiai NU Jawa Timur lainnya.