Salah kaprah berebut simbol sejarah para capres
Prabowo-Hatta pilih Rumah Polonia sebagai tempat deklarasi. Sementara Jokowi-JK memilih Gedung Joang untuk deklarasi.
Dua pasang capres dan cawapres akan bertarung di pilpres 9 Juli nanti. Mereka adalah Prabowo - Hatta Rajasa dan Jokowi - Jusuf Kalla (JK).
Keduanya sudah mendeklarasikan diri untuk maju dan saling bertarung di pilpres. Menariknya, kedua pasangan capres dan cawapres ini memilih tempat sejarah yang berkaitan langsung dengan Presiden RI pertama Soekarno sebagai tempat deklarasi.
Prabowo dan Hatta memilih Rumah Polonia, Jl Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, rumah peninggalan Presiden RI pertama Soekarno sebagai tempat deklarasi. Sementara Jokowi dan JK memilih Gedung Joang, Jakarta sebagai tempat deklarasi.
Tempat-tempat yang mereka pilih memang simbol sejarah perjuangan Bung Karno sebelum dan setelah Kemerdekaan Indonesia. Namun pemilihan tempat itu dinilai tidak tepat.
Sejarawan JJ Rizal merasa kecewa dengan dua kubu yang akan bertarung di pilpres itu. Sebab seorang calon pemimpin malah tidak paham dengan sejarah perjuangan bangsa sendiri.
Menurut dia, Rumah Polonia tempat deklarasi Prabowo tidak punya nilai sejarah yang kuat bagi perjuangan Soekarno . Sementara Gedung Joang, kata dia, lebih kepada tempat para musuh Soekarno bermukim, sehingga tidak cocok jika PDIP memilih tempat itu untuk deklarasi Jokowi-JK.
"Jadi secara umum tempat mereka deklarasi itu baik Jokowi atau Prabowo menunjukkan dua-duanya gambaran paling sempurna kegagalan pendidikan sejarah Indonesia. Dua orang ini potret kegagalannya pendidikan sejarah, dua-duanya sama sekali tidak paham sejarah," kata JJ Rizal kepada merdeka.com , Selasa (21/5) malam.
Berikut salah kaprah para capres soal sejarah tempat deklarasi:
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa yang di lakukan Prabowo saat mendampingi Jokowi dalam rapat? Ini setiap rapat ada rapat internal rapat-rapat terbatas, Pak Prabowo selalu mendampingi pak Presiden," kata Budi, saat diwawancarai kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
Gedung Joang tempat anti Soekarno
Sejarawan JJ Rizal tak sependapat dengan alasan PDIP memilih Gedung Joang implementasi identitas Soekarno. Menurut dia, Gedung Pola atau Tugu Proklamasi lebih tepat digunakan sebagai simbol perjuangan Soekarno.
"Dia menjelaskan, Gedung Joang lebih mengidentifikasikan kepada para kelompok yang berlawan dengan Soekarno. Bahkan, Soekarno sempat diculik dengan kelompok ini untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan tahun 1945,"
"Kalau Gedung Joang identifikasi lebih dekat sama kelompok yang sering beroposisi, bahkan anti dengan Soekarno. Itu kan tempatnya Sukarni, Chaerul Saleh dan kawan-kawan. Orang-orang yang terlibat dan memaksa Soekarno memproklamasikan kemerdekaan tahun '45. Bahkan sempat dibekukan oleh Soekarno tahun '65," terang dia.
Dia pun amat menyayangkan jika elite PDIP tak mengerti tentang sejarah tersebut. "Kalau itu kontradiksi untuk tempat deklarasi capres dan cawapres PDIP untuk mengidentifikasi diri dengan sejarah Soekarno karena kurang tepat," imbuhnya.
Gedung Joang simbol perjuangan kaum muda
Sejarawan JJ Rizal menjelaskan, Gedung Joang juga sebagai simbol pemimpin generasi muda. Karena itu, dia tak mengerti mengapa Jokowi yang jelas-jelas memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres dari generasi tua itu malah memilih tempat deklarasi di Gedung Joang.
"Menurut saya, kalau memiliki Gedung Joang untuk mengambil inspirasi tahun 45 dan mengumumkan capres-cawapres kenapa tidak mewakili generasi tua," jelas dia.
JK saat ini sudah berusia 72 tahun. Sementara Jokowi sudah berusia 52 tahun.
Rumah Polonia cuma tempat istri simpanan Soekarno
Sejarawan JJ Rizal mengungkap fakta di balik sejarah rumah tersebut. Dia melihat tidak ada yang istimewa di dalam sejarah Rumah Polonia itu.
"Rumah itu memang betul rumah Soekarno, tapi tidak ada momen historis yang menjadikan tempat itu penting," ujar JJ Rizal saat berbincang dengan merdeka.com , Selasa (20/5) malam.
Menurut dia, dalam sejarahnya hanya sesekali rumah itu didatangi oleh Bung Karno. Sebab, lanjut dia, rumah itu dijadikan tempat persembunyian bagi istri ke delapan Soekarno yang bernama Yurike Sanger.
"Itu rumah hanya di datangi sesekali, hanya digunakan untuk simpanan istrinya yang ke 8, namanya Yurike Sanger," ujar dia.
Rumah Polonia tidak punya historis
Sejarawan JJ Rizal menyayangkan pernyataan Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo yang dalam deklarasi Prabowo-Hatta mengatakan bahwa Rumah Polonia adalah rumah yang sangat historis. Padahal, kata dia, sama sekali tidak ada historisnya dalam rumah yang hanya digunakan untuk menyembunyikan istri ke delapan Bung Karno.
"Lebih sedih lagi mereka juga Gerindra nggak ngerti mengapa Rumah Polonia rumah penting. Pendapat Dradjad Wibowo rumah itu historis. Mana historisnya? Hanya untuk menempatkan bininya, karena dia masih SMA," kata JJ Rizal.
Seperti diketahui, Prabowo-Hatta mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres dan cawapres pada (19/5) di Rumah Polonia.