Sama Seperti Ridwan Kamil, Suswono Nyoblos di Jabar
Alasannya, karena Suswono tidak bisa menggunakan hak pilih di Pilkada Jakarta 2024.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono akan menggunakan hak pilihnya di Pilkada Jawa Barat tepatnya di Kota Bogor bersama keluarganya. Alasannya, karena dirinya tidak bisa menggunakan hak pilih di Pilkada Jakarta 2024.
Suswono sama seperti pasangannya Ridwan Kamil (RK) yang berencana mencoblos di Bandung. RK beralasan belum mengantongi KTP Jakarta. Sehingga dia harus mencoblos di daerah sesuai dengan alamat yang tertera pada KTP.
"Meskipun lokasi pencoblosan saya berada di luar Jakarta, komitmen saya terhadap demokrasi, transparansi dan masa depan Jakarta yang lebih baik tetap teguh. Ini adalah bentuk kontribusi saya sebagai warga negara yang taat aturan," kata Suswono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/11).
Suswono menjelaskan usai menggunakan hak pilihnya, dirinya akan langsung bergabung dengan tim pemenangan memantau hasil perhitungan cepat (quick count) Pilkada Jakarta 2024.
Menteri Pertanian periode 2009-2014 tersebut juga menjelaskan keputusan ini sepenuhnya mengacu pada ketentuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak mewajibkan seorang calon kepala daerah untuk menggunakan hak pilih di wilayah tempatnya mencalonkan diri.
"Fokus utama kampanye RIDO (Ridwan Kamil - Suswono) adalah mendengarkan aspirasi masyarakat Jakarta dan mewujudkan program-program yang relevan dan berdampak nyata bagi warganya," ucapnya.
Sementara itu terkait masa kampanye Suswono optimistis bahwa perjuangan mereka selama masa kampanye akan membuahkan hasil yang membawa Jakarta menuju perubahan positif, yaitu Jakarta Baru: Maju Kotanya, Bahagia Warganya.
"Di sisa masa kampanye, kami memaksimalkan ikhtiar. Kami banyak mendengar langsung aspirasi warga dan menerima doa serta dukungan yang sangat mengharukan. Ini adalah amanah yang akan kami perjuangkan hingga akhir," ucap Suswono, dilansir Antara.
Sebelumnya, pengamat politik Emrus Sihombing mengkiritik RK yang tidak mencoblos di Jakarta. Dia mengatakan, RK tidak menghargai suara warga Jakarta. Idealnya, seorang calon gubernur mencoblos pada daerah pertarungannya.
“Secara simbol komunikasi, dia (RK) tidak menghargai suara yang memilih dia di Jakarta,” kata Emrus saat dihubungi merdeka.com, Kamis (21/11).
Emrus tidak tahu kendala yang dialami RK sehingga belum mengantongi KTP Jakarta. Namun seharusnya, kata dia, RK sudah mengurus surat pindah penduduk sebelum mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.
“Dia kan ingin menjadi pemimpin Jakarta. Masa mau jadi pemimpin Jakarta tapi masih KTP Jawa Barat, kan lucu,” ucapnya.
Emrus menduga, RK merasa nyaman berada di Jawa Barat ketimbang Jakarta. Hal itu yang membuat RK belum memiliki KTP Jakarta.
“Kenapa KTP masih di sana? Itu saya berhipotesa boleh saja selama ini dia lebih bahagia jadi Cagub Jabar makanya tidak mau pindah. Tapi realitas politik mengusung dia jadi Cagub Jakarta,” kata Emrus.