SBY sebut negara harus jamin keamanan tanpa harus hilangkan hak rakyat bersuara
SBY mengingatkan soal stabilitas politik dan keamanan di era reformasi dulu. Pemerintah sekarang diminta untuk bisa menjamin stabilitas politik dan keamanan menjadi kondusif tanpa mengganggu hak asasi warganya.
Partai Demokrat menggelar acara syukuran dalam rangka merayakan HUT partai ke-16 sekaligus acara perayaan hari ulang tahun Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono ke-68, pagi ini. Acara tersebut diawali dengan pidato SBY.
Dalam pidatonya, SBY mengajak struktur, kader dan simpatisan Partai Demokrat untuk mengingat kembali sejarah dan agenda reformasi di Indonesia. Mengingat, bulan 21 Mei 2018, Indonesia akan memperingati 20 tahun reformasi.
SBY menyegarkan ingatan kader bahwa Indonesia pernah mengalami krisis besar yang hampir saja menjadikan Indonesia sebagai negara gagal. Pertama, di masa lalu, pemerintah dan rakyat harus memilih antara ekonomi atau demokrasi. Sementara, saat ini pemerintah harus bisa menghadirkan keduanya.
"Di masa silam kita harus memilih. Pilih ekonomi atau pilih demokrasi. Sekarang negara mesti bisa menghadirkan kedua-duanya. Ekonomi kita makin kuat merata dan tak merusak lingkungan hidup. Namun tetap menjamin tegaknya nilai nilai demokrasi," kata SBY di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/9).
Kemudian, SBY mengingatkan soal stabilitas politik dan keamanan di era reformasi dulu. Pemerintah sekarang diminta untuk bisa menjamin stabilitas politik dan keamanan menjadi kondusif tanpa mengganggu hak asasi warganya.
"Di masa silam seolah kita harus memilih stabilitas politik dan keamanan atau kebebasan. Sekarang negara mesti bisa menjamin tegaknya stabilitas politik dan keamanan tanpa harus menghilangkan hak rakyat untuk dapat menyampaikan pandangan dan suaranya," terangnya.
Lebih lanjut, SBY mengingatkan bahwa dahulu masyarakat diminta sabar karena pembangunan belum merata. Namun, saat ini pekerjaan rumah itu harus segera diselesaikan pemerintah.