'Seandainya Pilpres 2014 lancar, demokrasi kita matang sudah'

Jimly merasa justru pilpres 2014 adalah tahapan paling menentukan sejarah bangsa.

2014-07-13 01:02:57

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie , mengakui bangsa Indonesia saat ini tengah diuji melewati tahapan pendewasaan berdemokrasi melalui ajang Pemilu Presiden 2014. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu merasa hal lazim jika gesekan dalam kompetisi politik kali ini sangat terasa.

Jimly mengatakan, Pilpres 2014 memang membuat rakyat terbelah dua karena cuma ada dua calon presiden dan wakil presiden. Dia pun membandingkan dengan Amerika Serikat, yakni rakyatnya sudah biasa berbeda pilihan politik selama 2,5 abad.

Namun, Jimly merasa justru pilpres 2014 adalah tahapan paling menentukan sejarah bangsa. Apakah kesadaran berdemokrasi akan tumbuh atau justru jalan di tempat.

"Saya kira ini penting bagian dari pembelajaran bangsa kita berdemokrasi ke depan. Seandainya ini lancar, maka saya yakin ini catatan terbesar dalam perkembangan sejarah demokrasi kita dan tersulit untuk dilalui. Sekali ini berhasil kita lampaui, maka demokrasi kita matang sudah," kata Jimly kepada awak media di rumahnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta, Sabtu (12/7).

Topik pilihan: Pilpres | KPU | Quick Count Pemilu 2014

Kendati demikian, Jimly mewanti kepada semua pihak, baik penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu, kubu kedua capres-cawapres, serta masyarakat menjalankan fungsi masing-masing. Dia meminta semua harus menghormati hasil akhir.

"Kita ini baru kali ini, jadi kita ini agak mesti ekstra hati-hati. Jadi kalau misalnya nanti ternyata KPU memenangkan si A atau si B, ya sudah yang kalah ucapkan selamat saja," sambung Jimly.

Baca juga:
Tim Jokowi-JK protes akuntabilitas pencoblosan via pos di LN
5 Siasat kubu Jokowi rekayasa Pilpres versi Timses Prabowo
Peneliti senior: Lembaga survei pemanipulasi harus dipenjarakan!
'Hasil quick count dan real count KPU tak pernah beda'
Lewat surat terbuka, pendiri PAN nilai Hatta Rajasa 'memalukan'

(mdk/ren)