Sekjen PDIP: Kenapa minta Megawati diperiksa KPK, bukan SBY?
Tjahjo merasa heran mengapa tiba-tiba muncul wacana agar Mega diperiksa KPK.
PDIP geram atas pernyataan mantan Sekjen Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Sudjadnan Parnohadiningrat. Sudjaman meminta KPK memeriksa mantan Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai saksi meringankan baginya dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan sidang dan konferensi internasional di Kemenlu pada 2004 sampai 2006.
Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo menyatakan, yang lebih pantas untuk diperiksa KPK justru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan Megawati.
"Saya tanya balik kenapa minta Ibu Mega (diperiksa)? Kenapa bukan Pak SBY?" ujar Tjahjo kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/2).
Lebih lanjut, Tjahjo mempertanyakan alasan Sudjadnan Parnohadiningrat meminta KPK memeriksa Megawati. Ia merasa heran mengapa tiba-tiba muncul wacana agar Mega diperiksa KPK.
"Tidak tahu kok datang-datang minta periksa Bu Mega. Relevansinya apa?" tanya Tjahjo.
Sebelumnya diberitakan, Sudjadnan Parnohadiningrat meminta Megawati Soekarnoputri menjadi saksi baginya. Menurutnya, beberapa kawannya sudah berbicara dengan Megawati perihal perkara itu.
Sebab, sidang dan konferensi internasional yang salah satunya bernama Tsunami Summit dilakukan di masa pemerintahan peralihan Presiden Megawati ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ibu Mega. Artinya ada kawan-kawan yang datang ke Bu Mega dan mengatakan, 'Bu bagaimana sih? Kenapa seorang Sudjadnan bisa menjadi korban," kata Sudjadnan kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Senin (10/2).
Sudjadnan juga mengaku sudah meminta secara langsung supaya Presiden RI ke-5 itu mau menjadi saksi meringankan. Tetapi, dia tidak bisa memaksa karena keputusan akhir ada di tangan Megawati.