Seknas Prabowo-Sandi Temukan Pemilih Cuma Satu Orang di TPS 104 Cilandak
"Di TPS 104 RT 15 RW 07 Cilandak. Masa jumlah pemilih cuma satu orang. Warga yang lain ke mana? Belum lagi, ada jumlah RW 22, padahal di situ RW-nya hanya 11. Dugaan saya, ini menjurus kecurangan," kata Taufik.
Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi menyebutkan bahwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu serentak 2019 di wilayah Jakarta masih memprihatinkan.
Ketua Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Muhammad Taufik, mengatakan, ada sekitar ribuan warga Jakarta, yang terancam kehilangan hak konstitusionalnya pada 17 April 2019, untuk memilih presiden dan wakilnya di Pilpres dan Pileg.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Sandiaga Uno menyampaikan pesan ini kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Temuan ribuan DPT bermasalah ini sangat prihatin, karena data dari penetapan penyempurnaan daftar pemilih tetap hasil perbaikan ke dua (DPTHP-2) masih berantakan," kata Taufik dikutip dari Antara, Senin (18/3).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI itu menerangkan, hasil sisiran tim data Seknas Prabowo-Sandi, dari data DPTHP-2 banyak sekali keanehan karena satu TPS di RT/RW setempat hanya terdapat satu orang pemilih warga asli.
"Misalnya, di TPS 104 RT 15 RW 07 Cilandak. Masa jumlah pemilih cuma satu orang. Warga yang lain ke mana? Belum lagi, ada jumlah RW 22, padahal di situ RW-nya hanya 11. Dugaan saya, ini menjurus kecurangan," kata Taufik, di Posko Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.
Dia katakan, data resmi DPTHP-2 yang dianalisa tim data Seknas Prabowo-Sandi penuh dengan keganjilan.
"Ingat, menghilangkan hak demokrasi warga pada 17 April 2019 bisa pidana. Saya minta KPU secara berjenjang merapikan ini. Tak ada alasan waktu. KPU fokus saja perbaiki data pemilih. Tidak mungkin satu RT pemilihnya satu orang atau 4 orang. Kami sudah telusuri. Saya meyakini, ini jumlahnya masih ribuan. Kami juga sudah menghubungi KPU," ucap Taufik.
Wakil Ketua DPRD DKI itu, mendesak KPU serius membenahi sengkarut DPT demi menghindari potensi kecurangan dalam pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan.
Di tempat yang sama, Koordinator Data Pemilih Seknas Prabowo-Sandi, Ahmad Sulhy, mengaku, miris dengan persoalan DPT yang tak kunjung selesai, padahal daftar pemilih yang ditemukan di 22 kelurahan dari 267 kelurahan yang ada di Jakarta.
"Pukul 11.00 WIB tadi kami tim data Seknas Prabowo-Sandi menyampaikan temuan hasil analisa DPT perbaikan kedua. Kami sampaikan, baru 22 kelurahan dari 267 kelurahan yang ada di Jakarta. Saat ini tim kami masih menelusuri seluruh wilayah Jakarta," katanya.
Dia menjelaskan, 22 kelurahan ada 132 TPS yang memunculkan data pemilih hanya kurang dari 20 pemilih. Permasalahan, hampir sama dengan wilayah lain, yakni, rata-rata satu RT itu satu pemilih.
"Ini bisa dicek langsung oleh KPU. Bayangkan, di Rawa Barat Kebayoran Baru, hanya ada tujuh RT, tapi tertulis delapan RT. Bagaimana tidak aneh," jelas Sulhy.
Dia bilang, keganjilan jumlah pemilih dalam satu RT tersebut mesti diselesaikan dalam waktu cepat. Jika, hanya satu kelurahan mungkin pihaknya masih menerima alasan atau pembenaran KPU kesalahan input data.
"Ini ada 22 kelurahan. Kalau betul ada pemilihnya, sayang sekali karena banyak yang akan kehilangan hak pilih. Jumlah TPS di Jakarta ada 29.061. Kami, baru cek 132 TPS saja di 22 kelurahan. Ini akan kami sisir semua," katanya.
Baca juga:
KPU Depok Coret Dua Warga Negara Inggris dan Amerika yang Masuk DPT
Belum Masuk DPT, Ratusan Warga Kupang Terancam Kehilangan Hak Pilih
KPU Pastikan 5 WNA Punya e-KTP di Temanggung Tak Masuk DPT Pemilu 2019
Terganjal e-KTP, Lansia Khawatir Tak Bisa Mencoblos saat Pemilu
KPU Sudah Coret 370 WNA yang Masuk DPT Pemilu