Sempat mangkir, Wiranto akhirnya penuhi panggilan Bawaslu
"Hari ini saya penuhi undangan Bawaslu sama Nelson Simanjuntak, sebentar tapi langsung substansi," kata Wiranto.
Jenderal (Purn) Wiranto memenuhi panggilan Bawaslu. Dia dimintai klarifikasi terkait komentarnya soal Dokumen Kehormatan Perwira (DKP) pemberhentian Prabowo karena kasus penculikan aktivis 1998.
Menurutnya, panggilan dari Bawaslu hari Senin, tapi baru hari ini dapat menghadiri. Wiranto diperiksa oleh anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak.
"Kemarin memang ada undangan datangnya itu sangat pendek, saya terima jam 12 siang. Hari ini saya penuhi undangan Bawaslu sama Nelson Simanjuntak, sebentar tapi langsung substansi," kata Wiranto di kantor Bawaslu, Jl. Thamrin Jakarta, Selasa (24/6).
Wiranto mengungkapkan dirinya membuka dokumen polemik DKP tersebut karena diminta oleh berbagai pihak termasuk Prabowo. Dia menyayangkan adanya reaksi balik sampai ada ancaman kepada dirinya atas sikapnya membuka polemik DKP tersebut.
"Atas permintaan banyak pihak sebagai Menhankam/Pangab waktu itu, soal DKP atau produk DKP yang telah beredar di masyarakat bahkan timsesnya Prabowo - Hatta sendiri minta saya jelaskan dan pas debat juga disampaikan Prabowo tanyakan aja pada atasan saya, inilah dasar saya memberikan penjelasan. Sebenarnya ini sangat proporsional dan kalau memang enggak setuju Prabowo bisa jelaskan pada saya mana yang tidak sesuai bukan ramai-ramai dengan reaksi yang berlebihan, disertai ancaman," terang dia.
Selain itu, dia juga berjanji tidak akan mundur meski mendapatkan ancaman. Tak ada niat melakukan kampanye hitam olehnya.
"Saya sebagai militer tentu tidak akan mundur untuk terus sampaikan kebenaran meskipun diancam sama siapapun. Saya sudah berikan penjelasan proporsional, intinya tidak ada niat untuk melakukan kampanye hitam," pungkas dia.