Sentil Komposisi Kabinet Prabowo, Ini Catatan dari Adian Napitupulu
Susunan kabinet Prabowo dinilai akan menyulitkan terwujudnya keinginan Prabowo seperti dalam pidatonya.
Wasekjen PDIP Adian Napitupulu, menyetil susunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dia menilai, komposisi kabinetnya terlalu besar.
Mulanya, Adian menjawab soal bagaimana pidato perdana Prabowo. Dia menilai apa yang disampaikan Prabowo akan terealisasikan dilihat dari komposisi kabinetnya.
"Ya nanti kita akan lihat. Kita akan lihat dari komposisi kabinetnya. Jadi begini, mengukur seorang presiden, itu diukur nanti ukuran pertamanya adalah komposisi kabinetnya. Apakah komposisi kabinetnya itu sesuai dengan yang dia sampaikan dalam pidato, atau sebaliknya?" kata Adian di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
"Nah, rakyat harus lihat komposisi ini. Menjawab enggak persoalan-persoalan Prabowo tadi," sambungnya.
Jika dilihat komposisi kabinet yang kemungkinan akan gemuk, kata Adian, hal itu justru akan menyulitkan terwujudnya keinginan Prabowo seperti dalam pidatonya.
"Pertama terlalu besar. Itu akan menyulitkan. Jadi begini, ketika mejanya terlalu banyak, maka birokrasi akan panjang. Birokrasi yang panjang itu akan menjadi beban buat perijinan buat investasi dan sebagainya sederhananya begitu lho," ujarnya.
Menurutnya, logika yang disampaikannya tersebut sangat logis.
"Tadinya mejanya 34 sekarang mejanya jadi 42. Kan tambah meja tuh ya kan. Tambah meja artinya tambah birokrasi, tambah birokrasi artinya tambah proses. Tambah proses artinya tambah waktu. Tambah waktu artinya tambah beban baru. Itu aja. Dan itu sangat logis. Sederhananya gitu aja menurut gua," ucapnya.
Adian mengatakan, hal yang paling disoroti adalah komposisi kabinet adalah persoalan birokrasi bukan justru anggaran.
"Kita tidak bicara soal anggaran dan sebagainya," pungkasnya.