Setelah Novanto lengser, giliran kursi Idrus Marham 'digoyang'
Setelah berhasil menggusur Novanto, kini giliran kursi Sekretaris Jenderal yang 'digoyang'. Posisi Idrus Marham pun terancam. Alasannya, Idrus pendukung setia Novanto. Mempertahankan pendukung Novanto di kepengurusan diyakini tidak akan memperbaiki wajah Partai Golkar.
DPD I Partai Golkar 'berhasil' melengserkan Setya Novanto dari kursi ketua umum partai. Airlangga Hartarto diberi tongkat komando untuk memimpin Partai Golkar. Dia diberi tugas untuk mengangkat kembali citra partai yang disebut-sebut anjlok karena terdampak kasus korupsi yang menjerat Setya Novanto.
Setelah berhasil menggusur Novanto, kini giliran kursi Sekretaris Jenderal yang 'digoyang'. Posisi Idrus Marham pun terancam. Adalah Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai yang pertama kali menghembuskan isu agar Idrus diganti. Alasannya, Idrus pendukung setia Novanto. Dia minta Airlangga tak mempertahankan Idrus.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa yang dilakukan Idrus Marham untuk mengganti Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar? Mantan sekretaris jenderal Partai Golkar Idrus Marham bersama kader partai berlambang pohon beringin lainnya membentuk Tim Pemrakarsa Kebangkitan Partai Golkar.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
"Kalau saya tidak (dipertahankan posisi Idrus). Ini stigma ini harus hilang, jadi saya objektif saja you mau lihat partai ini atau orang saya pendukung Setya Novanto dari pertama saya pendukung Ical tetapi dalam proses ini enggak bisa karena legacy yang mau saya tinggalkan adalah bagaimana menyelamatkan partai ini menjadi suatu kekuatan politik nasional," ujar Yorrys di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Dalam pandangannya, mempertahankan pendukung Novanto di kepengurusan diyakini tidak akan memperbaiki wajah Partai Golkar. Tidak akan hilang pandangan publik bahwa Golkar adalah partai pembela Setya Novanto.
"Kalau masih ada orang-orang status quo itu pasti publik akan ribut lagi sekarang begini salah faktor elektabilitas menurun karena masalah Setya Novanto masalah pribadi dan terkesan dilindungi organisasi ini yang agak bertentangan di dalam," ujarnya.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak menampik mayoritas suara peserta Munaslub menginginkan perubahan struktur dalam tubuh partai. Airlangga siap menjalankan amanat revitalisasi pengurus jika nantinya dalam Munaslub menyepakati itu.
"Ada aspirasi-aspirasi seperti itu dan tentunya akan diputuskan dalam forum munas," tuturnya.
Namun, Menteri Perindustrian tidak akan menendang kader yang potensial. Termasuk para loyalis dan pendukung mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
"Saya rasa seluruh potensi yang di Partai Golkar akan diajak untuk bekerja mengembangkan dan mengembalikan posisi Partai Golkar," tegasnya.
Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Titiek Soeharto setuju dengan adanya revitalisasi kepengurusan, termasuk posisi Sekjen. Dia berharap posisi itu bisa diisi seseorang yang memiliki latar belakang tentara.
"Kalau saya lebih baik serahkan kalau bisa yang TNI kita sudah lama Golkar enggak punya Sekjen yang dari TNI," kata Titiek.
Dalam pandangannya, soliditas Golkar akan terjaga dengan adanya sosok Sekjen dari unsur TNI. Dia berkaca kepemimpinan Sekjen Golkar di masa orde baru. Saat itu Sekjen Golkar adalah Letnan Jenderal (Purn) Budi Harsono, Letnan Jenderal (Purn) Ary Mardjono.
"Waktu itu zamannya dulu Orba Sekjennya TNI kita bisa solid bagus Golkar-nya," ujarnya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut angkat bicara. JK punya sosok ideal calon Sekjen Golkar. Sekjen partai harus berpengalaman dan memahami sejarah panjang partai berlambang pohon beringin.
"Sekjen itu harus berpengalaman di Golkar, memahami orasi Golkar, memahami sejarahnya, memahami profilenya," ujarnya di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (19/12).
Selain itu, sosok calon Sekjen Golkar harus militan, terpercaya dan mampu bekerja keras. Dia juga berpesan, sosok yang mengisi jabatan struktural harus bersih. Golkar juga perlu meluruskan kembali visinya menuju partai yang kredibel.
"Kalau mau visinya kredibel tentu orang-orangnya harus bersih lebih dulu," ucapnya.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham hanya bisa pasrah jika Airlangga Hartarto menggeser posisinya. Menurutnya itu adalah hak Ketua Umum.
"Semua bisa diganti termasuk Sekjen. Yang namanya revitalisasi semua bisa, ndak ada masalah. Tentu ada parameter-parameter yang ada. Tidak ada satupun diantaranya yang tidak memungkinkan diganti. Terserah ketua umum," katanya.
Idrus mengaku legowo. Namun kerelaannya meninggalkan kursi Sekjen bukan karena ada deal tawaran posisi menteri. Dia hanya ingin menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum. Sebagai kader, Idrus mengaku akan tetap mengikuti arahan dari Ketua Umum. Hal itu untuk kebaikan partai.
"Jadi saya taat tunduk apapun itu keputusannya. Enak kita berpartai gitu. Jangan bukan ketua umum kita jadi ketua umum. Ini yang merusak partai ini," ucapnya.
Meski begitu, Idrus mengendus ada pihak-pihak yang menginginkan perombakan total pada susunan kepengurusan. Sebagai mantan Pelaksana Tugas Ketua Umum, Idrus merasa kurang suka dengan penggunaan kata perombakan kepengurusan yang muncul dari beberapa kader. Menurutnya, penggunaan kata perombakan dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tidaklah sesuai. Sebab bisa menimbulkan suasana yang tidak kondusif di internal Partai Golkar.
"Jadi semua ingin ada perubahan, revitalisasi. Cuma ada satu dua orang yang menggunakan kata perombakan. Nah kata-kata perombakan total secara psikososial politik bisa saja membuat suasana yang kurang bagus antara keluarga besar Partai Golkar," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, penggunaan kata perombakan tidak sesuai dengan tema dari Munaslub. Serta bertentangan dengan nilai-nilai yang ingin dicapai.
"Karena memang tema sentral daripada munaslub ini adalah memantapkan persatuan, memantapkan soliditas, memantapkan kebersamaan. Apakah kata-kata perombakan total itu tidak secara netral justru bertentangan dengan nilai-nilai yang ingin dicapai," ucapnya.
Sosok yang digadang-gadang sebagai calon pengganti Idrus pun mulai bermunculan. Wasekjen Ace Hasan Syadzily hingga Ketua DPP Ibnu Munzir sebagai sosok yang tepat menduduki kursi Idrus Marham. Ibnu Munzir tak banyak berkomentar. Sebagai kader, Ibnu siap mengemban tugas jika memang benar dipilih sebagai Sekjen.
"Belum bisa saya jawab kan belum ada dari dalam. Kalau masih isu di luar kan belum bisa kita tanggapi. Tapi kader apa pun namanya kita siap. Munaslub disuruh bikin tiga hari kita siap bikin tiga hari. Enggak ada soal," ujar Ibnu.
Menurut dia, masalah revitalisasi masih harus melihat keinginan dari para DPD I. Pembahasan itu juga akan melalui Munaslub.
"Jadi gini, persoalan perombakan pengurus nanti kita lihat apa maunya DPD I. Kalau baru cerita di luar kan susah. Kita harus mendengar sendiri dalam pandangan umum mereka. Apa yang mereka inginkan," ujarnya.
Senada dengan Ibnu, Ace juga enggan mengomentari lebih jauh. Dia mengaku tak pernah terpikir menjadi Sekjen. Ace mengaku saat ini lebih fokus mencari solusi membangkitkan partai yang anjlok.
"Saya tidak terpikir untuk menjadi Sekjen dan buat saya jabatan adalah sesuatu yang tidak dikejar. Saya bekerja bagaimana membangkitkan kepercayaan masyarakat kepada partai," jelas Ace.
Mengenai siapa yang akan menjadi Sekjen, Ace menyerahkan seutuhnya ke Airlangga. "Saya serahkan kepada Ketum Pak Airlangga. Saya tidak mau komentarlah," tutupnya.
Baca juga:
Munaslub dengarkan pandangan kader soal masa jabatan Airlangga & perombakan pengurus
Nusron Wahid sebut akan ada revitalisasi di pengurus Golkar secara besar-besaran
Silang pendapat masa jabatan Airlangga di partai beringin
Nusron sebut tak ada celah untuk menantang Airlangga jadi Ketum Golkar
Airlangga sebut didukung seluruh DPD I & II, dikukuhkan jadi ketum Golkar besok