Sikap Agus Yudhoyono soal SBY disadap, dari cuma senyum hingga kecam
Isu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disadap belakangan ramai menjadi pemberitaan. Isu itu muncul berawal dari tudingan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan kuasa hukumnya soal adanya percakapan via telepon antara SBY dan Ketua MUI Maruf Amin.
Isu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disadap belakangan ramai menjadi pemberitaan. Isu itu muncul berawal dari tudingan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan kuasa hukumnya soal adanya percakapan via telepon antara SBY dan Ketua MUI Maruf Amin.
Tudingan itu dilontarkan di persidangan kasus penistaan agama, Selasa (31/1) lalu. Ahok dan kuasa hukumnya saat itu menyebut fatwa penistaan agama dikeluarkan MUI akibat ada desakan dari SBY.
SBY pun bereaksi. Ketua Umum Partai Demokrat itu berang karena menduga komunikasinya telah disadap. SBY menegaskan penyadapan demi kepentingan politik adalah tindakan ilegal. Sebab, sudah pasti penyadapan dilakukan tanpa izin pengadilan. Dia menyebut penyadapan ini artinya dilakukan demi kepentingan politik.
Isu penyadapan SBY pun terus bergulir dan memantik reaksi dari sejumlah kalangan. Tak terkecuali dari cagub DKI nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, yang notabene anak sulung SBY.
Awalnya, Agus enggan menanggapi soal isu penyadapan ayahnya tersebut. Saat dimintai komentarnya oleh para wartawan, Agus hanya tersenyum.
Dia tidak bicara sepatah kata pun. Wartawan sempat terus mencecar pertanyaan seputar penyadapan SBY, namun Agus bergeming dan kembali melempar senyum. Tim pemenangan Agus justru menghalang-halangi wartawan yang masih ingin bertanya perihal penyadapan terhadap SBY.
"Kemarin kan sudah Pers confernce-nya," kata salah satu tim kampanye sambil menggiring Agus menjauhi wartawan, Kamis (2/2).
Tak hanya itu, beberapa tim terus menjauhkan Agus dari wartawan. Mereka langsung memasang badan agar wartawan tak mencecar Agus dengan pertanyaan serupa. "Sudah yah sudah," kata tim.
Namun, selang sehari kemudian, Agus pun akhirnya angkat bicara. Agus menegaskan penyadapan ilegal merupakan tindakan melanggar undang-undang dan mencederai demokrasi di Indonesia.
"Apa jadinya demokrasi di Indonesia kalau praktik-praktik penyadapan dilakukan secara ilegal, secara seenaknya dengan motivasi apapun," katanya saat berada di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (3/3).
Menurutnya, penyadapan ilegal adalah sebuah tindakan pidana. Sebab, melanggar undang-undang dan konstitusi. "Tegas sekali undang-undang kita menyatakan itu, dan tentunya ini harus menjadi koreksi bersama," katanya.
Dia menilai penyadapan ilegal ini sebagai suatu bentuk ancaman dan dapat menghancurkan bangsa Indonesia. Dia khawatir semua orang bisa disadap dengan tujuan untuk menjatuhkan.
"Bisa dihancurkan liberty kita atau pun hak-hak sipil kita. Ini akan menghancurkan kita semua dan bangsa ini tentunya. Tidak akan bisa maju ke depan jika dalam sehari-harinya kita selalu dilukai dengan praktik-praktik melanggar konstitusi," beber suami Annisa Pohan ini.
Agus berharap agar hal seperti itu tidak kembali terjadi di Tanah Air. "Kita semua berharap jangan sampai ini menjadi praktik yang menjadi norma di negeri kita, negeri yang demokratis, negeri yang panglimanya hukum," tagas Agus.
Pasangan dari cawagub DKI Sylviana Murni ini mengajak semua pihak agar menghargai kebebasan, namun tetap berlandaskan pada aturan hukum yang berlaku. Jangan sampai karena satu dua kontestasi politik di Tanah Air demokrasi di Indonesia dirusak.
"Yang jelas bagi kita bangsa Indonesia, saya mengajak semuanya, kita hidup dalam sebuah alam demokrasi, alam kebebasan. Tapi kita juga tahu negara ini adalah negara hukum, semua diatur dalam undang-undang, dalam aturan," katanya.
Saat disinggung isu penyadapan itu sebagai bentuk politisasi, Agus enggan berkomentar lebih jauh. Dia menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai dan berpandangan.
"Biarkan masyarakat yang menilai sendiri. Saya tak ingin gegabah atau menambah kisruh situasi. Semuanya jelas sudah diketahui oleh publik, biarkan masyarakat yang menilai," pungkas Agus.
Suami dari artis Annisa Pohan ini juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah termakan isu yang bisa merusak persatuan dan kesatuan. Terlebih saat adanya hajat politik seperti Pilgub DKI Jakarta yang akan berlangsung pada 15 Februari 2017 mendatang.
"Ini peringatan bagi kita semua bahwa memang sebagai bangsa kita harus semakin cerdas melihat berbagai isu yang terjadi di Tanah Air," paparnya.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Apa sikap AHY yang dipuji oleh Sudirman Said? Mengajak seluruh kader untuk “move on” memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik Juru Bicara Bacapres Anies Baswedan Sudirman Said memuji sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengajak kader memaafkan dan move on fokus menyongsong peluang menuju Pilpres 2024.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Baca juga:
Anies-Sandi 'malas' urusi penyadapan SBY pilih fokus kampanye
Saran Ketua DPR ademkan suasana panas SBY dan Jokowi
Blunder ucapan politisi PDIP soal penyadapan demi bela Ahok
Usulan hak angket penyadapan SBY sepi peminat, ini kata Demokrat
Agus Yudhoyono tak ingin gegabah tanggapi penyadapan SBY
Wapres JK soal SBY disadap: Hak DPR ajukan angket
NU: Tuduhan Ahok ke Maruf Amin sembunyikan identitas sangat politis