Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia
Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.
Mahfud meluruskan pemahaman masyarakat yang salah mengenai sikap atau kegiatan berpolitik.
- Mahfud Nilai Cara Berpolitik di Indonesia Kurang Bagus: Setiap Pemilu Bagi-Bagi Jabatan
- Keras Mahfud MD Sindir Dinasti Politik Jorok, Rekayasa Hukum & Bantu Kemenangan
- Mahfud Ungkap Mekanisme Pemilihan Menteri dengan Partai Politik jika Menang Pilpres
- Bingung Menyikapi Money Politik? Ini Tips dari Mahfud MD
Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia
Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD bersilaturahmi dengan 18 pesantren dari Sumatera Utara di Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/1/2024) malam.
Dalam pidato sambutannya, Mahfud meluruskan pemahaman masyarakat yang salah mengenai sikap atau kegiatan berpolitik itu kotor bahkan dianggap sebagai sumber permusuhan di tengah kehidupan.
“Di kalangan masyarakat awam bahkan di pesantren-pesantren ada pernyataan di masa lalu bahwa berpolitik itu dosa, berpolitik itu kotor. Oleh sebab itu, dulu orang pesantren tidak banyak ikut ke politik karena politik dianggap sumber permusuhan,” kata Mahfud.
Dia menegaskan pemahaman tersebut keliru karena di dalam ajaran Islam disebutkan hal sebaliknya, yakni berpolitik justru dinilai sebagai tugas yang mulia apabila berdampak positif terhadap orang lain.
Selain itu, Mahfud menjelaskan bahwa setiap orang sebenarnya melakukan kegiatan berpolitik sejak dilahirkan ke dunia karena mereka langsung tercatat menjadi warga negara di salah satu negara yang ada di dunia ini.
“Sebenarnya, di dalam ilmu politik maupun di ajaran Islam itu sendiri, berpolitik itu adalah satu tugas mulia. Politik itu artinya kekuasaan negara dan tidak ada seorang pun lahir ke dunia ini yang tidak ada dalam negara,” ujarnya.
Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun bersama perwakilan santri dan pengurus 18 pesantren dari berbagai daerah di Sumatera Utara.
Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh politikus nasional maupun daerah, seperti di antaranya adalah Yasonna Laoly yang menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan turut memberikan pidato sambutan dalam acara kali ini.
“Seperti yang disampaikan Pak Yasonna dan Buya Ali Akbar Marbun. Di dalam bernegara itu ada perbedaan-perbedaan. Tidak ada satu negara pun yang monolitik. Pasti ada perbedaan. Di situlah tugas negara itu mempersatukan,” kata Mahfud.
Oleh karena itu, dia mengatakan ilmu politik juga dipelajari dalam agama Islam melalui fiqhus siyasah yang meliputi ajaran tentang tata cara berpolitik hingga berkonstitusi dalam satu negara.
Sehingga, Mahfud menyimpulkan bahwa menurut Islam, bernegara adalah suatu keharusan seperti halnya beragama, bahkan keduanya dianalogikan sebagai dua saudara kembar oleh Imam Al Ghazali.
“Kalau ingin beragama dengan baik, kamu harus punya negara. Kalau kamu ingin bernegara dengan baik, harus dibimbing oleh agama,” tutur Cawapres dari pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo itu.