Sinyal Golkar Merapat ke Prabowo, Disebut Ada Faktor Kesamaan Historis
Dalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo.
Dalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo
Sinyal Golkar Merapat ke Prabowo, Disebut Ada Faktor Kesamaan Historis
Sejumlah kader mendorong Golkar berkoalisi dengan Prabowo Subianto. Terlebih merujuk hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan jika Pemilu digelar hari ini dengan head to head Prabowo Subianto vs Ganjar Pranowo, Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo dengan persentase 62,9 persen. Pengamat Politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan menganalisa, ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan hal itu. Salah satunya karena ada kesamaan antara Prabowo dengan Golkar. Para pemilih Capres di Golkar lebih cenderung mendukung Menteri Pertahanan itu pada Pilpres 2024.
- Kiai & Gus Poros Tambak Beras Dorong Yenny Wahid jadi Cawapres, Siap Bergerak Hingga Ketuk Pintu Langit
- Golkar Sepakat Dukung, DPD Banten Janjikan Kemenangan buat Prabowo
- Guntur Romli Keluar Gara-Gara Prabowo, PSI: Kami Belum Memfinalisasi Sikap Soal Capres
- Survei LSI Terbaru: Prabowo-Erick Menang Tipis Lawan Ganjar-Ridwan Kamil
"Jika saya lihat kesamaan, historis, antara Pak Prabowo dengan Golkar itu, memang lebih memungkinkan, para pemilih Golkar untuk lebih memilih Pak Prabowo dibandingkan dengan yang lain," kata Kacung saat dihubungi wartawan, Rabu (2/8).
Dari data survei LSI Denny JA periode 3 sampai 15 Juli 2023, para pemilih yang berasal dari Partai Golkar memberikan dukungan sebesar 62,9 persen terhadap Prabowo. Adapun dukungan yang sampai kepada Ganjar hanya sebesar 35,3 persen.
Melihat dari hasil data survei tersebut, Kacung menegaskan para pemilih di dalam tubuh Partai Golkar memang menginginkan Prabowo yang meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Indonesia di masa yang akan datang.
"Ini kan sesuai dengan hasil risetnya LSI Denny JA. LSI Denny JA itu menunjukan bahwa pemilih partai, pemilih Golkar, itu lebih cenderung memilih Pak Prabowo dibanding Pak Ganjar dan Anies," ungkap Kacung.
Melihat hal tersebut, dia yakin hal itu tidak terlepas dari rekam jejak sejarah antara Prabowo dengan partai berlambang pohon beringin itu. Adanya kesamaan historis yang terjalin antara Prabowo dan Partai Golkar menjadi pertanda kuat, bahwa Golkar akan melabuhkan dukungannya terhadap Prabowo. "Saya kira itu tidak lepas dari kesamaan yang lalu, kesamaan historis ya antara Pak Prabowo dengan Golkar," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD 1 Golkar Kalimantan Barat Maman Abdurrahman menegaskan, seluruh ketua DPD 1 Partai Golkar menolak adanya wacana musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), untuk melengserkan Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar. "Pertemuan dengan 38 Ketua DPD 1 seluruh Indonesia di Bali kemarin dengan Ketua Umum membicarakan terkait penolakan Munaslub," beber Maman. Maman mengatakan, pertemuan seluruh ketua DPD 1 Partai Golkar juga membahas dorongan agar Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra dan PKB.
"Juga di dalam diskusi santai dan informal sebagian besar suasana kebatinan beberapa DPD 1 mendorong agar Golkar bisa berkoalisi dengan Gerindra, dikarenakan Pak Prabowo kan pernah di Golkar dan di Pilpres tahun 2014 Golkar pernah berkoalisi mendukung Pak Prabowo," ungkapnya.
Terlebih, kata Maman, saat ini elektabilitas Prabowo berada di puncak. Sehingga dia menganggap sudah semestinya Golkar bergabung dengan Gerindra di Pilprea 2024. "Ditambah lagi secara elektabilitas Pak Prabowo menurut kawan-kawan DPD 1 Golkar cukup mentereng dan signifikan," imbuh dia. Sebelumnya, Waketum Golkar Melchias Marcus Mekeng membantah ada dorongan agar Golkar bergabung dengan Gerindra. "Enggak ada. Itu kan pendapat pribadi bukan pendapat institusi," kata Mekeng, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/8).