Soal 'duel' pidato, Prabowo dinilai menang lawan Jokowi
"Bisa saja muncul persepsi Jokowi terlihat tidak peduli dengan lawan politik, ditangkap orang seperti itu bisa jadi."
Sudah dua kali Prabowo Subianto dan Joko Widodo ( Jokowi ) berduel di atas mimbar untuk menyampaikan pidato politiknya jelang Pilpres 9 Juli nanti. Dari dua pertemuan itu, Prabowo dinilai lebih unggul ketimbang Jokowi .
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto mengatakan, dari dua pidato politik antara Prabowo dan Jokowi keduanya terlihat kikuk. Khususnya Jokowi yang dinilai masih ada rasa tidak enak dan utang budi kepada Prabowo .
"Kelihatan kekakuan itu, kikuk sampai terlihat dari gestur-nya, tidak tahu harus berbuat apa. Bisa jadi ada rasa tidak enak, karena sudah beberapa kali bertemu, kita tahu Jokowi menjadi gubernur itukan tidak lepas dari peran Prabowo , sehingga ada kekakuan itu," ujar Heri saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/6).
Tidak hanya itu, Heri melihat ada rasa kurang percaya diri di diri Jokowi . Sebab, lawan Jokowi adalah tokoh-tokoh senior.
"Dari sisi jam terbang, mereka senior-senior, ada juga rasanya saya nangkap ke situ," terang dia.
Faktor lain, baik Jokowi dan Prabowo ada rasa kelelahan dalam menjalani aktivitas sebagai seorang capres yang punya agenda pada jelang pilpres. Karena itu, dia melihat banyak kekakuan dalam pertemuan kedua capres tersebut.
"Ketiga jadi kelihatan sekali kelelahan, kecapekan, agendanya yang padat menjadi faktor. Jadi itu saya melihat itu campur," lanjut dia.
Menurut Heri, dalam pidato politik Prabowo lebih unggul ketimbang Jokowi . Keunggulan itu dilihat dari sikap Prabowo yang menyapa Jokowi - JK dalam setiap kesempatan. Sementara Jokowi , tak pernah sekalipun menyebut nama Prabowo - Hatta.
"Kalau dilihat dari psikologi massa, Prabowo terlihat sangat cair, dia bisa terlihat di panggung menghargai lawan politik dengan menyebut nama. Sementara Jokowi , publik kita melihat tidak muncul empati dan simpati. Yang saya lihat swing voter kalau panggung seperti ini Jokowi bisa kehilangan simpati, karena yang akan terbaca adalah dia seperti tidak peduli dengan orang, dengan lawan politik, ini sangat disayangkan," kata dia.
Dengan sikap Jokowi yang seperti itu, dia menilai, Jokowi bisa dianggap seperti orang yang sombong. Hal ini yang bisa menjadi blunder dan para pemilih justru akan bersimpati kepada Prabowo .
"Bisa saja muncul persepsi Jokowi terlihat tidak peduli dengan lawan politik, ditangkap orang seperti itu bisa jadi. Jokowi dianggap orang tidak menghargai, tinggi hati," tutur dia.