Soal Kudeta Demokrat, Andi Mallarangeng Singgung Elemen Kekuasaan Pakai Gaya Orba
Andi menuturkan, ketika melihat sejarah orde baru, pengambilalihan dan intervensi dari partai politik menggunakan kekuasaan dan uang. Menurutnya, model semacam itu saat ini mau diulang oleh elemen kekuasaan yang punya kedudukan Kepala Staf Kepresidenan.
Isu kudeta Partai Demokrat masih terus bergulir. Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menyebut, ada gaya orde baru di elemen kekuasaan yang kembali dihidupkan saat ini.
"Jadi ketahuan ada elemen kekuasaan yang mencoba menghidupi kembali perilaku kekuasaan lama, gaya orde baru untuk diterapkan sekarang ini, ini persoalannya elemen kekuasaan itu yang mencoba menghidupkan kembali pola perilaku orde baru," kata Andi dalam diskusi Partai Demokrat, Minggu (7/2).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Kapan Pemilu yang ingin dimenangkan Demokrat? Pembekalan bertujuan untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
Andi menuturkan, ketika melihat sejarah orde baru, pengambilalihan dan intervensi dari partai politik menggunakan kekuasaan dan uang. Menurutnya, model semacam itu saat ini mau diulang oleh elemen kekuasaan yang punya kedudukan Kepala Staf Kepresidenan.
"Kepala Staf Kepresidenan adalah posisi politik baru ini baru ada zaman Pak Jokowi, zaman Pak SBY enggak ada," ucapnya.
"Nah sekarang bagaimana kita membedakan posisi politik melakukan gerakan gerakan itu kepada partai Demokrat, ini atas nama Moeldoko, walaupun dia pakai lencana, lencana pejabat tinggi negara, atau memang karena jabatannya itu, di sini potensi ada namanya abuse of power," ujar dia.
Dari situ, kata dia, sebabnya Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memutuskan mengirim surat kepada Presiden Jokowi dengan cara baik dan sopan. Di situ, AHY meminta klarifikasi dari Presiden Jokowi terkait kudeta Demokrat oleh Moeldoko.
"Itu saya baca sendiri surat itu, menanyakan baik baik mengklarifikasi apa betul anak buahnya yang namanya Moeldoko yang punya kedudukan sebagai KSP lingkaran dalam istana ini," kata Andi.
"Karena Pak Moeldoko ketika ketemu kader-kader Demokrat jual jual nama Presiden, jual jual nama menteri menteri yang lain, yang katanya mendukung dan merestui dia, ya kita tanya kepada Presiden apa betul apa yang dikatakan Pak Moeldoko itu," tandasnya.
Klaim Polling Demokrat Naik karena Berani Melawan Kekuasaan
Andi Mallarangeng mengklaim bahwa survei partainya naik sejak isu kudeta terjadi. Menurutnya, naiknya survei itu karena Demokrat melawan elemen kekuasaan.
"Demokrat tambah naik ini kalau kita polling Demokrat sekarang ini polling terakhir kasih kita 11 koma, 12 koma, 11-12 persen, kalau dilagukan ini di polling lagi sekarang mungkin sudah 13, 14, 15 (persen), tapi bukan karena kita playing victim, tapi karena kita melawan, melawan elemen kekuasaan karena kita berani," kata dia.
Menurutnya, melihat harapan kepada partai Susilo Bambang Yudhoyono ini. Sebab, menurut dia, Demokrat bernyali melawan kekuasaan.
"Orang melihat hope pada Demokrat, harapan bahwa ada partai berani membela rakyat berhadapan dengan kekuasaan, berani mempertahankan marwahnya," ucapnya.
"Kita adalah air, air yang terus mengalir dan dia adalah batu yang dikikis oleh air, orang punya harapan kepada partai Demokrat, dan cocok betul figur AHY yang bisa bikin branding memang memberi harapan," ujarnya.
Menurut Andi, saat ini adalah momentum Demokrat kembali bangkit. Kata dia, Demokrat tidak takut dengan kekuasaan.
"Karena itu memang saatnya partai Demokrat bangkit lagi dan kalau bangkit lagi, ya memang rakyat melihat bahwa ini yang cocok, yang selalu konsisten membela rakyat, berbicara tentang kepentingan rakyat, tidak takut dengan kekuasaan," pungkasnya.
(mdk/gil)