Stabilnya elektabilitas PDIP karena sosok Jokowi
Stabilnya elektabilitas PDIP karena sosok Jokowi. figur Jokowi dikenal dekat dengan masyarakat. Sehingga, apapun yang dilakukan pemerintahan Jokowi berdampak positif terhadap PDIP. Kondisi serupa pernah terjadi 2004 dan 2009 saat Demokrat mendapat tren positif karena sosok SBY.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan dukungan terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) stabil setelah Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut survei, hal itu disebabkan oleh kepercayaan masyarakat terhadap sosok Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi.
SMRC melakukan survei dengan tema 'Kondisi Politik Nasional Pasca Pemilihan Gubernur DKI Jakarta'. Penelitian ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dan 1500 responden sebagai sample.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Mengapa Prabowo dikatakan dapat menjembatani hubungan Jokowi dengan PDIP? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Ketua Umumnya yakni Prabowo Subianto akan menjadi jembatan untuk mengembalikan lagi hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Bagaimana menurut Gibran soal pernyataan Hasto yang menuding Jokowi mengambil alih kepemimpinan PDIP? Wali Kota Solo juga menepis pernyataan Hasto yang menuding Jokowi berupaya mempertahankan kepemimpinannya dan mengincar kursi ketua umum DPP PDIP yang dijabat Megawati Soekarnoputri. "Mengambil alih ? Enggak, nggak ada seperti itu," ungkapnya.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Survei ini dilakukan lewat wawancara tatap muka pada WNI yang berumur di atas 17 tahun. Penelitian juga dilakukan secara nasional dan digelae pada 14-20 Mei 2017. Di mana margin of error kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti SMRC Djayadi Hanan mengatakan, figur Jokowi dikenal dekat dengan masyarakat. Sehingga, apapun yang dilakukan pemerintahan Jokowi berdampak positif terhadap PDIP.
"Sekarang figur utama di PDIP lebih lekat dengan Jokowi. Kalau Jokowi mendapat persepsi positif di masyarakat, maka dampaknya juga positif terhadap PDIP," kata Djayadi di Jakarta, Kamis (8/6).
Menurutnya, kondisi serupa pernah terjadi pada saat masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden. Pada tahun 2004 dan 2009, Partai Demokrat selalu mendapat tren positif berkat sosok SBY.
"Demokrat tinggi karena Susilo Bambang Yudhoyono dan PDIP tinggi karena Megawati," ujar dia.
Djayadi menilai situasi PDIP dan Jokowi saat ini persis dengan Demokrat dan SBY jelang 2009. Untuk saat ini yang mendekati PDIP hanya Partai Gerindra.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Julaintono tidak sepakat dengan survei tersebut. Dia menilai, PDIP seharusnya mendapat dampak dari hasil Pilkada DKI 2017.
Tak hanya itu, Ferry juga mempertanyakan hasil survei yang menyebut PDIP relatif stabil. Mengingat Gerindra dan koalisinya menang dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Kemenangan Gerindra dalam Pilkada di luar Jakarta, itu juga sedikitnya dipengaruhi Pilkada DKI. Saya buktikan, terdapat hubungan yang nyata dan positif terhadap Anies-Sandi koalisi Gerindra, terhadap perubahan politik secara nasional, dan perolehan suara partai," tuntas Ferry.
(mdk/noe)