Survei Charta Politika: Elektabilitas Prabowo naik usai dapat mandat jadi capres
Deklarasi Prabowo di internal partai Gerindra memang cukup berpengaruh dan berimplikasi terhadap naiknya elektabilitas mantan danjen Kopassus itu. Namun, penurunan Jokowi setelah deklarasi Prabowo pun tidak signifikan.
Charta Politica merilis hasil survei nasional pasca deklarasi internal Gerindra yang memberi mandat pada Ketua Umum Prabowo Subianto menjadi calon presiden 2019.
Hasilnya terungkap bahwa elektabilitas Prabowo Subianto menembus angka 23,3 persen. Calon petahana Jokowi tetap berada di puncak dengan tingkat elektabilitas menyentuh 51,2 persen.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
Charta politica mengkombinasikan hasil survei terbarunya dengan survei litbang kompas di mana Jokowi mendapatkan 55,9 persen dan Prabowo mendapatkan 14 persen. Survei litbang Kompas dilakukan sebelum Gerindra memberi mandat kepada Prabowo untuk menjadi calon presiden.
"Artinya kalau kita lihat ada tendensi kenaikan dari angka 14 persen hasil survei litbang kompas sebelumnya terhadap Prabowo, ini 2 hari setelah 11 April setelah deklarasi internal Prabowo," ungkap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, di Es Teler 77, Jl Adityawarman, Jakarta Selatan, Senin (21/5).
Menurut Yunarto, deklarasi Prabowo di internal partai Gerindra memang cukup berpengaruh dan berimplikasi terhadap naiknya elektabilitas mantan danjen Kopassus itu. Namun, penurunan Jokowi setelah deklarasi Prabowo pun tidak signifikan.
"Penurunan di Jokowi tapi apakah signifikan? Tidak, tapi di Prabowo sedikit signifikan. Berarti ada pengaruh," kata dia.
Di luar kedua nama tersebut, ada lima nama lainnya. Mereka memiliki tingkat elektabilitas jauh di bawah Jokowi dan Prabowo. Bahkan masih di bawah angka 6 persen. Kelima nama itu adalah Gatot Nurmantyo sebesar 5,5 persen, Anies Baswedan 3,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,7 persen.
"Ada juga Jusuf Kalla 2,0 persen dan Muhaimin Iskandar 0,6 persen dengan 11,5 persen tidak menjawab atau tidak tahu," ujarnya.
Jika Pilpres hanya dua calon
Dalam suveinya, Charta Politika juga mensimulasikan jika pemilu presiden hanya diikuti oleh dua calon. Salah satunya calon presiden petahana Joko Widodo. Hasilnya, 64 persen responden memilih Jokowi jika calon penantangnya bukan Prabowo.
Namun jika pilpres 2019 terjadi pertarungan ulang antara Jokowi dan Prabowo, maka 58,8 persen memilih Jokowi dan 30,0 persen memilih Prabowo.
"Petarung paling kuat yang bisa menyaingi pak Jokowi tetap paling kuat Pak Prabowo," ucap Yunarto.
Jika Jokowi melawan AHY, maka hanya 14,7 persen responden memilih AHY. Jika Jokowi melawan Anies Baswedan, maka 18,9 persen responden yang memilih Anies. Jika lawan Jokowi adalah Gatot Nurmantyo, maka 18,0 persen yang memilih Gatot.
"Jokowi tetap angkanya di sekitar 64 persen," sambung dia.
Survei ini dilakukan pada 13 – 19 April 2018 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang tersebar di 34 Provinsi dengan metode acak bertingkat (multistage random sampling) serta margin of error sebesar +/- 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gerindra: Nama Anies Baswedan sering dibicarakan jadi Cawapres Prabowo
Poros ketiga sulit terwujud, Bamsoet nilai Jokowi akan menang lagi lawan Prabowo
Usai temui AHY, Sandiaga harap jadi awal penjajakan koalisi Demokrat-Gerindra
AHY mengaku bertemu Sandiaga Uno belum bicara soal koalisi
Soal Cawapres, Airlangga sebut masih menunggu waktu yang tepat