Survei LSI soal Tren Elektabilitas Paslon Pilkada Jakarta: RK-Suswono Turun & Pramono-Rano Naik
Dari hasil survei tersebut, tercatat elektabilitas pasangan calon gubernur Jakarta Pranomo Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan 41,6 persen.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru dengan tajuk 'Pilkada Jakarta, Siapa Unggul Pasca Debat Perdana?', pada Rabu (23/10).
Dari hasil survei tersebut, tercatat elektabilitas pasangan calon gubernur Jakarta Pranomo Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan 41,6 persen.
- Survei Litbang Kompas Pilkada Jakarta: Elektabilitas RK-Suswono 34,6 persen Pramono-Rano 38,4 Persen
- Survei LSI: Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono Berpeluang Masuk Putaran Kedua Pilkada Jakarta
- Survei LSI Terbaru, Pramono-Rano Unggul 41,6 Persen, Salip Ridwan-Suswono 37,4 Persen
- Membedah 3 Hasil Survei Pilkada Jakarta Terbaru, Elektabilitas Siapa Terkuat?
Sementara, Paslon Ridwan Kamil-Suswono mendapat perolehan 37,4 persen. Lalu, Paslon Dharma Pongrekun-Kun Wardana hanya mendapat 6,6 persen.
Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono mengalami tren penurunan. Jika dilihat dari hasil survei Charta Politika 19-24 September paslon tersebut memperoleh elektabilitas paling tinggi yakni 48,3 persen.
Sementara, Pramono-Rano Karno berada di bawahnya yakni 36,5 persen. Lalu Dharma-Kun 5,6 persen.
Sebagai informasi, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel sebanyak 1200 orang diambil dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan (margin of error)±2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling.
Sampel berasal dari seluruh Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih terhadap responden terpilih.
Kendali mutu hasil wawancara dilakukan secara random pada 20% dari total sampel oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot
check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti.