Survei SMRC Terbaru: Elektabilitas Mayoritas Partai Politik Belum Pulih
Elektabilitas sebagian besar partai politik (parpol) belum pulih jika dibandingkan dengan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan elektabilitas sebagian besar partai politik (parpol) belum pulih jika dibandingkan dengan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyampaikan, jika pemilu legislatif dilaksanakan saat survei dilakukan, PDIP mendapatkan dukungan terbesar, 23,4 persen, disusul Gerindra 14,1 persen, dan PKB 10,3 persen.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Bagaimana cara SMRC menentukan sampel untuk survei Pilgub Sulteng 2024? Sampel sebanyak 2420 responden dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah proporsional dari populasi tersebut.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Apa yang menjadi fokus utama survei SMRC mengenai Pilgub Sulteng 2024? Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis, simulasi terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024, bertajuk 'Peluang Calon-calon Gubernur dalam Pilkada Provinsi Sulawesi Tengah' yang dirilis pada Rabu, (22/5).
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
"Sementara Golkar 9,1 persen; Nasdem 7 persen; Demokrat 5,9 persen; PKS 5,7 persen; PPP 2,4 persen; PAN 1,9 persen; Perindo 1,7 persen; dan PSI 1,1 persen. Sementara partai-partai lain mendapatkan suara di bawah 1 persen. Masih ada yang belum tahu atau tidak menjawab 15,3 persen," kata Deni dalam keterangannya, Minggu (19/3).
Deni menjelaskan bahwa dibanding hasil pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 23,4 persen. Partai lain yang juga cenderung menguat adalah Gerindra dan PKB.
"PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 23,4 persen. Elektabilitas Gerindra sedikit naik dari 12,6 persen menjadi 14,1 persen. PKB juga mengalami sedikit penguatan dari 9,7 persen menjadi 10,3 persen. Sementara partai-partai lain mendapatkan dukungan lebih rendah dari perolehan Pemilu 2019," ujar dia.
"Elektabilitas sebagian besar partai belum pulih," sambung Deni.
Menurut Deni, tetap terbuka kemungkinan perubahan perolehan suara masing-masing partai. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya publik yang belum menentukan pilihan, yakni 15,3 persen.
"Setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan karena masih ada sekitar 15,3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan," jelas dia.
Adapun survei dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 2-11 Maret 2023. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.061 atau 87 persen. Sebanyak 1.061 responden ini yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com.
(mdk/tin)