Survei Terbaru Cawapres: Gibran Melesat Kalahkan Cak Imin, Mahfud MD Tertinggi
Charta Politika Indonesia menggelar survei periode Oktober 2023. Survei digelar saat tiga pasangan capres dan cawapres telah resmi terbentuk.
Charta Politika Indonesia menggelar survei periode Oktober 2023. Survei digelar saat tiga pasangan capres dan cawapres telah resmi terbentuk
Survei Terbaru Cawapres: Gibran Melesat Kalahkan Cak Imin, Mahfud MD Tertinggi
Charta Politika Indonesia menggelar survei periode Oktober 2023. Survei digelar saat tiga pasangan capres dan cawapres telah resmi terbentuk.
Charta meyatakan, elektabilitas Cawapres, Mahfud MD paling tinggi dengan 34,8 persen. Disusul oleh Gibran Rakabuming Raka yang melesat hingga 32 persen.
Di posisi terakhir, ada Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dengan tingkat elektabilitas 20,9 persen.
- Hasil Survei Lengkap Tren 3 Capres dan Cawapres Sejak Oktober 2021
- Survei Indikator Politik: Pendukung Ganjar Beralih Dukung Prabowo Efek Gibran Cawapres
- Survei Capres Terbaru Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Turun usai Gandeng Gibran
- Survei Head to Head Ipsos: Ganjar-Mahfud Masih Unggul dari Prabowo-Gibran
Diketahui, Prabowo menggandeng Gibran, Ganjar Pranowo menggandeng Mahfud MD dan Anies Baswedan menggandeng Cak Imin
Charta Politika menggelar survei tatap muka pada 25-31 Oktober 2023. Jumlah sampel diambil sebesar 2400 responden dengan metode multistage random sampling. Survei memiliki margin of error 2 persen
Gibran Belum Layak?
Namun demikian, survei Charta Politika merekam respon publik terhadap pencalonan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
48,9 persen responden menilai Gibran Rakabuming Raka tidak pantas menjadi bakal calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Sebanyak 38,2 persen menilai pantas dan 12,9 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.
"Sebanyak 48,9 persen responden menilai Gibran Rakabuming Raka tidak pantas menjadi calon Wakil Presiden 2024," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat rilis survei secara daring, Senin (6/11).
Dari responden yang menilai Gibran tidak pantas menjadi cawapres, alasan terbesar penolakannya karena dianggap terlalu muda dan belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik. Jumlah yang menyuarakan hal itu sebanyak 55,4 persen.
"Dari jumlah tersebut, mayoritas menilai bahwa Gibran masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik," jelas Yunarto.