Tak boleh jadi menteri oleh Setya Novanto, ini kata Idrus Marham
Novanto ingin Idrus tetap jadi sekjen Golkar mendampingi dirinya.
Ketua Umum Golkar Setya Novanto mengungkap tak relanya jika Sekjen Golkar Idrus Marham diangkat jadi menteri di kabinet Jokowi-JK. Novanto menganggap, Idrus orang yang paling tepat mendampingi dirinya lakukan konsolidasi internal Partai Golkar.
Idrus diketahui sudah dua periode kepemimpinan Aburizal Bakrie menjadi sekjen, hingga internal Golkar pecah. Kemudian kembali ditunjuk oleh Setya Novanto menjadi sekjen.
"Kalau berbicara Sekjen yang paling penting itu kan berpengalaman saja," kata Idrus bangga di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/7).
Idrus mengakui, 2 tahun konflik internal partai itu membuat dirinya lebih berpengalaman lagi. Karenanya dia mengakui dalam rangka konsolidasi partai, Novanto tak salah memilih dirinya untuk tetap mendampinginya hingga akhir masa jabatan pada 2019.
"Setelah Partai Golkar ini mengalami konflik yang kurang lebih 2 tahun, maka dalam rangka konsolidasi diperlukan sekjen yang berpengalaman untuk mendamping beliau," tutur Idrus.
"Ya saya sudah 7 tahun selama ini, jadi Pak Setnov meminta bahwa tolong saudara Idrus tetap berada di sini," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto tak ingin dipisahkan dari Sekjennya yakni Idrus Marham. Sebab, dedikasi Idrus sebagai sekjen telah teruji sejak Golkar dipimpin oleh Akbar Tanjung.
"Pak Idrus ini Sekjen yang selalu ada, Sekjen dimana-mana. Pak Idrus ini jadi Sekjen dari zamannya Pak Akbar Tanjung sampai saya jadi Ketua Umum," kata Setnov dalam sambutannya di Rapimnas I Partai Golkar, JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/7).
Tak hanya itu, di tengah isu reshuffle kabinet beberapa waktu lalu, dirinya meminta pada Idrus untuk tidak menerima tawaran jabatan menteri dan setia mendampinginya sampai akhir periode mendatang.
"Makanya Pak Idrus jangan ditarik kemana-mana, kali ini Pak Idrus kalau bisa jangan jadi menteri, jadilah sekjen sejati," pinta Novanto yang langsung diiringi gelak tawa dan tepuk tangan para kader partai.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Kapan Prabowo dikabarkan akan menambah jumlah Kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
-
Siapa saja yang sudah mengusulkan nama calon menteri untuk kabinet Prabowo? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui memang sudah ada beberapa partai politik (parpol) yang mengusulkan nama untuk diajukan sebagai menteri kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Surya Paloh mengenai jatah menteri di kabinet? "Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju," kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
-
Mengapa Rudini menolak menjadi Ketua Golkar? Rudini tidak mau menjadi penyelenggara pemilu sekaligus peserta pemilu karena sama saja menyalahi aturan.
Baca juga:
Setnov sebut Idrus Marham sekjen di mana-mana dan sejati
Diisukan jadi cawapres Jokowi di 2019, ini jawaban Setya Novanto
Golkar sebut Ahok politisi cerdas
Klaim tak ajukan nama, Golkar sudah siapkan kader isi kursi menteri
Malam ini, Presiden Jokowi akan tutup Rapimnas Partai Golkar