'Presiden harus jelaskan aktor politik itu, agar tak saling curiga'
Tak ungkap aktor politik demo Ahok, Jokowi munculkan fitnah baru. Presiden Joko Widodo sebut ada aktor politik yang tunggangi demo Ahok pada 4 November lalu. Tudingan ini justru menuai kecaman terhadap orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Presiden Joko Widodo sebut ada aktor politik yang tunggangi demo Ahok pada 4 November lalu. Tudingan ini justru menuai kecaman terhadap orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro mengatakan, Jokowi wajib menjelaskan maksud ucapan aktor politik yang menunggangi demo menuntut Ahok diproses hukum dalam dugaan penistaan agama tersebut. Jika tak diungkap, kata dia, hal ini akan menimbulkan rasa saling curiga di antara politisi dan pemerintah.
"Pernyataan tentang adanya aktor politik yang menunggangi perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan saling curiga atau sikap sakwasangka yang berujung pada rasa saling curiga atau saling menuduh. Iklim politik yang panas harus dibuat cooling down, bukannya malah makin memanaskan," kata Siti dalam pesan singkat, Minggu (6/11).
Siti secara pribadi tak yakin massa yang jumlahnya sampai ratusan ribu orang tersebut ditunggangi oleh kepentingan politik. Menurut dia, demo yang dilakukan lebih didorong oleh tekad umat Islam agar penista agama diproses secara hukum. Ummat Islam hanya ingin ada penegakan hukum dan keadilan.
"Kalau pun ungkapan Jokowi benar tentang adanya aktor politik yang menunggangi, pertanyaannya seberapa signifikan itu mengotori jihad umat Islam. Hal ini yang perlu dikemukakan secara gamblang dan menunjuk fakta emipiris agar tak menimbulkan rumor politik atau fitnah baru dalam kehidupan kenegaraan saat ini," kata Siti.
Menurut dia, jika Jokowi tak bisa mengungkap dan membuktikan memang ada aktor politik di balik aksi 4 November, maka akan merugikan umat Islam dan (aktor) politisi. Karena sejak awal kecurigaan terhadap kekuatan politik dan atau politisasi demo umat sudah ditampakkan.
Masalahnya politisasi isu-isu cenderung marak. Nyaris tak ada satu pun isu yang tak dijadikan komoditi politik. Karena itu, talenta dan kapasitas pemimpin nasional dituntut andal dalam merespon aspirasi rakyat. Pemimpin juga perlu jernih dan tangkas dalam memilah dan merespon aspirasi rakyat.
"Secara umum memunculkan pertanyaan terkait kredibilitas politisi," kata dia.