Tangkisan DPD dituding 'kambing hitam' kekalahan kubu Jokowi
Elite Koalisi Indonesia Hebat menduga tak solidnya suara dari DPD menjadi penyebabnya.
Koalisi Indonesia Hebat akhirnya harus kembali menelan pil pahit setelah paket pimpinan MPR yang diajukan mereka kalah dari Koalisi Indonesia Hebat. Padahal dengan bergabungnya PPP ke koalisi pendukung Jokowi, kemungkinan kemenangan bisa diraih.
Lantas apa yang menjadi penyebab kekalahan kubu Jokowi-JK dalam voting pemilihan pimpinan MPR, Rabu (8/10) subuh, kemarin?
Elite Koalisi Indonesia Hebat menduga tak solidnya suara dari DPD menjadi penyebabnya. DPD dituding tak satu suara mendukung paket pimpinan MPR yang diajukan kubu Jokowi.
"Pak Oso bilang 100 suara, tapi prediksi kita paling sekitar 65. Mungkin dia sudah maksimal tapi ternyata DPD tetap begitu, ini sebuah pertandingan," kata Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Tudingan itu bukan tanpa dasar. Sebab, elite Koalisi Merah Putih mengakui kemenangan yang mereka raih salah satu penyebabnya karena adanya dukungan dari DPD.
"Ya betul karena suara mereka 132 suara jadi mereka memegang peranan penting. Jadi mereka lebih percaya kita (KMP) dengan 60 suara," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad.
Para senator pun tak terima DPD dijadikan 'kambing hitam' kekalahan Jokowi. Berikut ulasannya seperti dirangkum merdeka.com;
-
Apa yang menjadi gebrakan Mentan yang dipuji oleh Ketua MPR? "Saya mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pak Mentan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut ketahanan pangan seperti mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan, termasuk ancaman El Nino, yang kalau kita tidak waspadai dan kita tidak mempersiapkan diri, maka kita akan dihadapkan pada defisit pangan," ujar Bamsoet dalam pertemuannya bersama Mentan di Kementan Jakarta, Senin, (1/4).
-
Mengapa Kementerian PUPR diangkat menjadi Duta Kehormatan? Duta Kehormatan adalah individu yang memiliki pencapaian sosial yang dapat berkontribusi pada misi dan visi AWC. Terutama untuk meningkatkan kerja sama antara anggota dan mitra-mitra AWC, menerapkan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, serta mengembangkan dan merevitalisasi proyek-proyek air.
-
Apa yang didorong oleh DPR RI kepada pihak kepolisian? Komisi III Dukung Polisi Tindak Tegas Pengguna Nopol Palsu Polda Metro Jaya terus melakukan penindakan terhadap pengendara yang kedapatan menggunakan nomor polisi (nopol) palsu. Penertiban pelat nomor rahasia palsu ini lantas mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Kata dia, pemakaian pelat palsu erat kaitannya dengan aksi sewenang-wenang di jalan yang merugikan masyarakat.
-
Apa yang mendorong DPR untuk mengajak kepala desa memperbaiki pengelolaan Dana Desa? “Pastinya, kami ikut senang akan capaian ini dan semoga bisa memotivasi desa-desa lainnya. Sehingga, nantinya 179 desa yang ada di Bekasi bisa mendapat tambahan Dana Desa. Karenanya, kita perlu memperbaiki kinerja dalam pencapaian output dan outcome dari Dana Desa supaya bisa mendapatkan insentif tambahan,” ujar Puteri dalam Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa di Kabupaten Bekasi, Rabu (24/10).
-
Kapan DKPP menjatuhkan sanksi kepada Ketua KPU? DKPP menjelaskan, pelanggaran dilakukan Hasyim terkait pendaftaran pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden pada 25 Oktober 2023.
-
Siapa yang bertugas sebagai PPDP dalam pemilu? Petugas Pemutakhiran Data Pemilih atau PPDP Pemilu adalah lembaga yang berperan penting dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia.
Pasek: Kalau tak ada DPD kubu Jokowi kalah besar
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gede Pasek Suardika membantah DPD terpecah saat pemilihan pimpinan MPR. Sebab jika memang itu terjadi, maka selisih yang akan dihasilkan akan jauh berbeda.
"Kita lihat dari selisihnya saja 17 suara, mayoritas suara dari DPD. Coba DPD tidak ada di situ, bisa selisih 60 sampai 70 suara," ungkapnya usai pemilihan ketua MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (8/10).
Dia menambahkan, solidnya DPD sudah nampak semenjak rapat terakhir yang dilakukan oleh mereka. Sebab mereka menginginkan ketua MPR berasal dari DPD. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berada di DPD juga merupakan kader partai.
"Hasil rapat sebelumnya mayoritas mendukung yang terbaik DPD sebagai ketua. Tapi ada varian politik juga di DPD. Kalau mau tim bekerja bagus tinggal diambil sembilan aja sudah menang. Soalnya bedanya cuman 17 suara," kata Gede Pasek.
Ketua sebut soliditas DPD sudah teruji
Elite Koalisi Indonesia Hebat menduga kekalahan mereka di voting pemilihan pimpinan MPR dikarenakan suara DPD tak solid. Namun hal itu dibantah oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman.
Menurut Irman, kekompakan DPD sudah teruji saat DPD mempertahankan satu nama untuk masuk dalam paket pimpinan MPR, yakni Oesman Sapta Odang.
"Kekompakan DPD itu teruji sewaktu kami tetap mempertahankan nama tersebut. Sebab ada dua paket tapi isinya satu yang satu ada bonusnya, yang satu ketua yang satu lagi wakil ketua," ucap Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10).
Irman sebut DPD tak sama dengan DPR yang berisi parpol
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman tak terima DPD dijadikan kambing hitam atas kekalahan kubu Jokowi dalam voting pemilihan pimpinan MPR.
Irman menjelaskan, kondisi DPD berbeda dengan kondisi partai politik di DPR yang bisa bulat dalam satu komando pimpinan partai. Sebab, DPD adalah individu perwakilan daerah.
"Suara DPD ini tidak seperti suara di partai politik karena kami adalah kumpulan dari individu-individu yang mempunyai independensi yang tinggi," kata Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10).
Ketua DPD sebut ada parpol kubu Jokowi berkhianat di voting MPR
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman yakin ada suara dari kader parpol pendukung Koalisi Indonesia Hebat yang membelot ke Koalisi Indonesia Hebat dalam voting pemilihan pimpinan MPR. Hal itu menjadi penyebab kalahnya Koalisi Indonesia Hebat.
"Jangan lupa suara dari partai pendukung ada yang merembes juga tentunya. Kalau lihat suara murni dari jumlah KMP 313 dan KIH 247 itu termasuk PPP. Jadi suara yang terbesar suara yang tersolid untuk masuk untuk mencapai angka 330 itu justru kontribusi dari DPD," kata Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10).
Irman menegaskan, pimpinan DPD hanya bisa mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam pemilihan pimpinan MPR dan solid mengusung satu nama. Terlepas dari hasil yang diraih semalam, lanjut Irman, DPD kini sudah sejajar di parlemen dengan terpilihnya Oesman Sapta Odang sebagai wakil ketua MPR.
"Kami DPD hanya bisa mendorong anggota untuk memilih paket A karena merupakan sejarah DPD dicalonkan sebagai ketua MPR. Untuk itu kita jangan saling menyalahkan. Yang terjadi tadi malam ketat sekali yang menang angkanya sangat tipis sekali. Berarti di MPR terjadi perimbangan kekuatan," tutup Irman.