Taufik tegaskan Gerindra tak usung Budi Waseso untuk Pilgub DKI
Disebutnya, sosok Budi Waseso memiliki popularitas tinggi, tapi bukan sebagai cagub DKI.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menegaskan, nama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso tidak pernah masuk dalam radar bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Terlebih Budi Waseso sendiri menegaskan tidak ingin maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Buwas udah bilang kagak mau," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (15/7).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini menegaskan, sejauh ini hanya ada tiga nama yang lolos penjaringan. Ketiga nama tersebut adalah Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra dan Sjafrie Sjamsoeddin.
Meski demikian, diakuinya sosok Budi Waseso memiliki popularitas tinggi. Namun, popularitasnya bukan sebagai politisi, melainkan Kepala Bareskrim Mabes Polri.
"Buwas itu populer sebagai Ketua Bareskrim," tutup Taufik.
Sebelumnya, Komisaris Jenderal Budi Waseso mengaku belum ada komunikasi dengan Partai Gerindra terkait dengan usul yang menjagokan dirinya berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Jika ada pihak yang mencalonkan, dia akan meminta petunjuk Presiden.
"Sampai hari ini saya tidak ada komunikasi dengan siapa pun. Kalau memang betul ada, ya, saya harus mohon petunjuk Presiden juga," katanya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/7).
Buwas mengatakan hingga saat ini dia masih Kepala Badan Narkotika Nasional. Karena itu, semua kegiatan di luar kepentingan BNN harus seizin Presiden. "Karena saya ini kan di bawah kepemimpinan Presiden," ujarnya.
Keinginan menduetkan Buwas-Sandiaga ini mencuat di internal Gerindra. Diberitakan sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Sufi Dasco Ahmad, mengatakan peluang Budi Waseso untuk maju sebagai calon Gubernur DKI semakin besar.
Buwas tak menjawab eksplisit saat ditanya kesediaannya bila benar ada pinangan Gerindra. Bagi dia, soal jabatan itu bukan mau atau tidak mau, tapi merupakan amanah. Amanah itu harus dijalankan sesuai kompetensi seseorang. "Nanti dilihat kompetensinya. Orang tidak boleh asal-asalan saja, bekerja asal-asalan. Kalau saya ditunjuk tapi saya tidak punya kompetensi di situ kan tidak mungkin juga."
Lebih jauh dia menganggap keinginan menjadikannya sebagai calon Gubernur DKI itu mungkin saja muncul dari keinginan sesaat kelompok masyarakat. Bagi dia, hal tersebut boleh-boleh saja.
Lalu, apa penilaian Buwas terhadap Sandiaga? "Saya justru belum kenal. Jadi, kalau dipasang-pasangkan kan boleh saja, namanya orang berharap kan bebas," tuturnya santai.
Baca juga:
Taufik: Saya kalau ada yang mengundang pasti datang, asal bukan Ahok
Ahok: Jangan-jangan Djarot sama Buwas kali dari PDIP
Meski didukung di Pilgub DKI, Ahok ogah masuk partai lagi
Ahok tak enak banyak yang incar kursi DKI 1, mending fokus kerja
Gerindra: Ahok bukan sosok yang tidak terkalahkan
Budi Waseso tolak pinangan Gerindra untuk maju di Pilgub DKI
'Cinta bertepuk sebelah tangan' Gerindra ke Budi Waseso
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan GKI Cimanuk didirikan? Merujuk laman gkiswjabar.org, bangunan bernama GKI Cimanuk ini berdiri pada 13 Desember 1858, di Jalan Cimanuk, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Indramayu.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.