Teror Sekarung Ular Kobra dan Sisi Gelap Pertarungan Politik Jelang Pemilu 2024
Bakal Capres dari NasDem, Anies Baswedan berencana mengunjungi rumah mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim. Namun jelang kedatangan Anies, rumah Wahidin dilempari ular kobra berbisa.
Bakal Capres dari NasDem, Anies Baswedan berencana mengunjungi rumah mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim. Namun jelang kedatangan Anies, rumah Wahidin dilempari ular kobra berbisa.
Puluhan ular kobra masih tersimpan di dalam karung plastik transparan Rabu dini hari (25/1). Puluhan ular itu tergeletak di halaman belakang rumahnya. Tidak ada yang tahu, siapa pelaku yang meletakkan ular kobra tersebut di rumah Wahidin Halim. Wahidin menganggap puluhan ular berbisa itu merupakan teror politik.
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
-
Bagaimana Pemilu 2024 diatur? Pelaksanaan Pemilu ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024. Regulasi ini diteken KPU RI Hasyim Asyari di Jakarta, 9 Juni 2022.
-
Kapan Pemilu 2024? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
-
Apa saja yang menjadi tahapan pemilu 2024? Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang apa saja tahapan pemilu 2024, berikut jadwal serta alurnya. Simak ulasannya sebagai berikut. Tahapan Pemilu 2024 Dikutip dari laman KPU mereka merilis informasi tentang tahapan yang akan dilalui di pemilu 2024.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu 2024? Pemilu merupakan wadah bagi rakyat untuk menjalankan demokrasi demi mempertahankan kedaulatan negara.
Baca berita Pemilu 2024 di Liputan6.com
"Biasa itu politik tidak beradab, kejahatan politik dengan berbagai cara bagaimana menteror untuk menakut-nakuti," tegas Wahidin.
Dosen Ilmu Komunikasi dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, meminta aparat penegak hukum, Kepolisian, untuk mengusut pelemparan karung berisi puluhan ular kobra ke kediaman Wahidin Halim (WH) menjelang kedatangan bakal calon Presiden Partai NasDem Anies Baswedan, ke kediaman WH.
"Bagi saya tetap harus kemudian aparat keamanan yang mengusut, lewat CCTV kah pembuktian-pembuktian, nalar-nalar engga bisa spekulatif juga. Saya kalau misal mengatakan bahwa itu teror kan spekulatif," tegas Gun Gun dihubungi Kamis (26/1).
Menurut pengamat komunikasi politik itu, saat ini masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mencerna informasi yang diterima. Sebab periode sekarang ini adalah musim manajemen isu dan manajemen konflik.
"Harus juga dilihat persoalannya apakah memang proses-proses seperti itu indikasi mengarah ke teror atau kontesk persoalan lain. Jadi intinya saya melihat harus ada proses mendudukan persoalan dengan ajeg. Supaya kemudian nalar publik tidak terpolarisasi hanya sekadar berdasarkan referensi pilihan politik," ucap dia.
Kasus dugaan pelemparan sekarung ular berbisa ke kediaman Wahidin Halim, yang terjadi Rabu (25/1) dini hari kemarin adalah hal yang sama seperti kasus pelemparan telur di Aceh.
"Tapi sampai sekarang agak sulit juga mendeteksi siapa. yang jelas dari dua pihak NasDem dan Anies menyatakan lebih tepatnya teror. Di musim musim politik sejak zaman dahulu sampai sekarang sejarah intimidasi sejarah teror menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari politik elektoral ini salah satu sisi gelap dalam kompetisi," ungkapnya.
Menurutnya aksi-aksi semacam itu, akan terus berlangsung jika penegak hukum tidak benar-benar serius mengusut kejadian-kejadian semacam itu.
"Dan semakin mendekati puncak eskalasi makin meningkat tuh eskalasinya dan sekarang tambah lagi ada medsos, hate speech dan sebagainya. Dari sisi politik teror dalam bentuk apapun misalkan psywar, initimdasi, jika memang ada seharusnya tidak dilakukan oleh siapapun yang maju berkompetisi termasuk dalam pilpres. Biarkan kompetitifness itu berjalan tetapi jangan juga terburu-buru untuk mengklaim bahwa itu adalah teror," tegasnya.
Wahidin Halim menjelaskan, aksi pelemparan sekarung puluhan ular itu terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
"Dibuang di belakang halaman rumah. Memang begitu politik, ada yang menakut-nakuti, tapi saya tidak takut," tegas dia.
Wahidin mengaku telah melapor ke polisi terkait teror tersebut. Namun, dia tidak sampai membuat laporan resmi.
"Kita cuma kasih tahu ke polisi bahwa ada yang lempar ular kobra di rumah. Cukup sampai itu saja," terang dia.
Sementara itu, Fadlin Akbar, Koordinator Wilayah Pemenangan Partai NasDem Kota Tangerang B menegaskan, pelemparan ular berbisa ke kediaman ayahnya menjelang kedatangan Anies Baswedan ke Kota Tangerang adalah bentuk ketidaksukaan pihak tertentu.
Dia menegaskan juga tidak mengetahui dan enggan menanggapi serius aksi teror yang dilakukan oleh pihak lain.
"Entah siapa yang melempar kita tidak menanggapinya. Biasa saja, mungkin kalau di dunia politik pasti banyak yang sirik ada yang enggak suka, wajar. Justru kita dengan suka cita saja berarti banyak orang yang peduli dengan kita dan juga merespon dengan kehadiran Pak Anies dengan kesyirikan seperti itu," terang dia.
Meski begitu, dia memastikan pelaku pelemparan ular mematikan itu terekam kamera pengawas CCTV. Dia juga menyatakan tidak akan menindaklanjuti aksi teror tersebut ke ranah hukum.
"Enggak lah buat apa juga ke ranah hukum. Kita anggap saja itu orang iseng dan sirik bukan hal harus kita tanggapi dengan panik,” terang dia.
Fadlin menambahkan, tidak ada ular-ular yang lepas dari karung hijau transparan yang dilemparkan ke pekarangan belakang rumah Wahidin. Meski, dia juga meminta semua orang yang berada di rumah untuk tetap hati-hati dan waspada.
"Alhamdulillah sudah kita telusuri dan tidak ada ular yang terlepas ke dalam rumah. Dan ini sangat tidak menggangu jalannya acara kedatangan Anies Baswedan," kata dia.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya tidak dapat menduga-duga siapa pelaku aksi pelemparan ular tersebut.
"Enggak, kita tidak pernah menduga ya. Mungkin itu hanya orang-orang yang sirik, dan ini baru pertama kali terjadi," jelas dia.
(mdk/rnd)